Porospro.com, - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencan (P3AP2KB) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil)
mengungkapkan bahwa 95 persen anak yang stunting di Inhil justru bukan dari keluarga miskin melainkan berada di lingkungan perokok.
“Artinya penyebab stunting justru karena pola makan dan pola asuh yang tidak sesuai. Bukan karena orangtuanya miskin,” kata Sirajuddin
Sayangnya, menurut Sirajuddin, negara tidak bisa melarang orang untuk merokok. Yang bisa dilakukan hanyalah himbauan agar para perokok bertanggungjawab yakni tidak merokok di dekat bayi atau anak kecil.
“Kalau sedang momong bayi ya jangan sambil merokok. Kalau merokok ya dinikmati sendiri, jangan sampai mengganggu orang lain yang tidak merokok," terangnya.
Kepala dinas Kesehatan Rahmi juga menyoroti bahaya rokok untuk ibu hamil dan bayi
"Bapak-bapak jangan merokok di dalam rumah, apalagi di dekat ibu hamil dan bayi. Karena rokok itu berbahaya, menurut hasil penelitian rokok itu bisa menyebabkan anak stunting," katanya.
Di samping itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menormalisasi pernikahan dini. Sebab organ reproduksi belum tumbuh maksimal, dan akan menyebabkan bayi lahir stunting.
"Selain tidak boleh terlalu muda, tidak boleh terlalu tua juga, di atas 35 tahun. Terlalu sering juga tidak boleh, dan tidak boleh terlalu dekat jaraknya. Itu semua bisa berpotensi bayi lahir stunting,"tutupnya.