Makanan Khas Banjar Masih Menjadi Menu Harian di Tembilahan

Makanan Khas Banjar Masih Menjadi Menu Harian di Tembilahan

Porospro.com - Makanan khas Banjar masih menjadi menu harian di masyarakat suku Banjar perantauan di Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Provisi Riau walau mereka tinggal secara turun temurun sejak penjajahan Belanda di kawasan tersebut.

Wartawan Antara Kalsel yang melakukan perjalanan akhir pekan ini ke kawasaInhil melaporkan, saat dijamu keluarga di beberapa rumah yang disinggahi selalu disajikan makanan khas Banjar, seperti iwak bapais, baubar, gangan waluh, sulur keladi, gangan balamak, dan aneka makanan Banjar lainnya.

Bahkan beberapa warung yang sempat disinggahi masih terdapat nasi kuning, lontong Banjar, laksa, dan aneka makanan lakatan yang disebut oleh penduduk setempat sebagai nasi pulut yang dicampur serundung.

Nasi dari beras lakatan yang disebut nasi pulut dibungkus dengan daun pisang, lalu dibubuhi serunding dijual dengan harga Rp5000,- per bungkus, kemudian juga masih banyak terlihat wadai Banjar yang disebut lalampar (lempar) yang oleh penduduk setempat disebut sebagai pulut panggang dengan harga Rp1000,- per biji.

Berdasarkan keterangan Udi, penduduk tembilahan, kebiasaan mengolah makanan permentasi yang disebut Mandai tetap hidup dan berkembang dalam masyarakat Banjar Tembilahan. (Advertorial)

 

Sumber: antaranews.com