Porospro.com - Hiruk pikuk perpolitikan kota Dumai jelang masa Pilkada 2024 Oktober mendatang kian riuh seiring berjalannya waktu. Berbagai persoalan isu pilkada menjadi hal menarik dan sorotan berbagai pihak. Tidak terlepas pula gerak gerik pasangan calon menjadi bahan isu strategis yang bisa di dengungkan kepada para pembaca.
Melirik isu sentral yang ditimpakan pada pasangan calon walikota dan wakil walikota Dumai Ferdiansyah - Parto atau lebih dikenal saat ini dengan sebutan FATONAH.
Pasalnya sejak di publishnya video pertemuan Ustad Abdul Somad, dengan Ferdiansyah sang calon walikota ramai netizen dan buzer memframing peristiwa ini, banyak pendapat berseliweran dan timbulnya saling klaim dukungan.
Menyoal hangatnya isu tersebut, penggiat sosial Dumai Arizal Rahman menanggapi pertemuan itu adalah hal wajar. Menurut Rizal sapaannya, kegiatan itu dilihat bukan pada soal segi politiknya saja melainkan adalah terjadi pertemuan yang menyejukkan mata dan hati, dimana adanya perpaduan ulama dan Umaro, yah saling bersalaman dan bertegur sapa satu dengan yang lain.
" Saya tidak melihat dari segi politiknya, sebab ini adalah suatu kejadian hebat dimana seorang calon pemimpin Dumai bersilaturahmi atau bahkan langsung mendatangi alim ulama kita, didampingi pula oleh ustad dah ulama lainnya, dan itikad ini merupakan adab dan puja puji pada ulama seutuhnya, hablum minannas hubungan keakraban antar sesama manusia," paparnya.
Disampaikan Rizal, silaturahmi kepada ulama UAS bukan baru kali ini dilakukan Ferdiansyah, bahkan beberapa waktu lalu Ferdiansyah juga sempat langsung menyambangi UAS saat mengisi tausiah di kabupaten kampar.
"Jadi poinnya adalah adab umara kepada ulama, bagaimana seorang umara dapat memberikan penghormatan dan penyambutan kepada ulama, berturut pula dengan permintaan restu dan doa agar jalan dimudahkan," jelasnya.
Rizal juga sangat menyayangkan kalo ini dinilai dan diberikan framing negatif, kepada kedua belah pihak, sebab menurutnya patut di sayangkan bila umara tidak menyambut kedatangan Al Hafiz sekelas UAS di Dumai.
"Suatu ketidak patutan bagi kita, ulama sekelas UAS datang tidak disambut. Kita tahu bagaimana antusias daerah lain menyambut kedatangan UAS di setiap jadwal tablig akbar di belahan bumi Nusantara," Paparnya.
Kedepannya, Rizal berharap agar masyarakat bisa melihat nilai nilai agamis dan keakraban antar sesama umara dan ulama dan tidak hanya tendensi pada soal dukung mendukung, sangat disayangkan bila UAS harus terbawa bawa oleh isu politik yang dapat menguras pikiran dan tenaganya.