Hasil Analisis Data Pengukuran Stunting Tingkat Kecamatan Gaung Anak Serka Tahun 2024

Hasil Analisis Data Pengukuran Stunting Tingkat Kecamatan Gaung Anak Serka Tahun 2024

Porospro.com, - Stunting menurut Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan. 

Terdapat beberapa definisi stunting dari berbagai sumber, seperti definisi berikut ini : 

  • Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus dua (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO.
  •  
  • Menurut WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan didefinisikan terhambat gizinya jika tinggi badan mereka terhadap usia lebih dari dua deviasi standar di bawah median standar pertumbuhan anak WHO. Suatu masyarakat atau wilayah disebut tidak mempunyai masalah kesehatan masyarakat, termasuk stunting, apabila 95% balita berstatus gizi  antara -2 SD s/d +2 SD, Berikut grafik data Stunting Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Teluk Pinang Dan UPT. Puskesmas Sungai Iliran.

 

Dari grafik dan peta di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah balita Stunting di Kecamatan Gaung Anak Serka di tahun 2022 (17 Orang), 2023 (13 Orang) dan tahun 2024 menjadi (10 Orang). Hal ini menunjukkan adanya konvergensi program/intervensi Upaya percepatan pencegahan stunting telah mampu menurunkan presentase balita stunting di Kabupaten Indragiri Hilir, Namun perlu peningkatan kerjasama dan komitmen semua pemangku kebijakan dan pelaksana program agar dapatnya lebih kompak lagi dalam menangani stunting di Kecamatan Gaung Anak Serka.

Berdasarkan SK Lokasi focus (LOKUS) intervensi penurunan stunting kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2024, untuk di wilayah kerja UPT. Puskesmas Sungai Iliran terdapat 1 desa  lokus yaitu Desa Harapan Makmur. Dari grafik diatas dapat dilihat  jumlah balita stunting di Desa tersebut di tahun 2022 ada 1 orang, tahun 2023 masih 1 orang juga, dan di tahun 2024 masih terdapat 1 balita stunting. Sejak tahun 2022 sampai tahun 2024 balita stunting di desa harapan makmur masih ada. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti : sanitasi lingkungan, pengetahuan orang tua terkait gizi, karakteristik keluarga, status imunisasi, pendidikan orang tua, dll. Balita tersebut sudah diberikan intervensi berupa rujukan ke Dokter spesialis Anak di RS. Dan telah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, dan didapatkan hasil yaitu terdapat bakteri di hasil pemeriksaan feses nya. Sehingga ini yang menyebabkan balita tidak naik BB dan TB nya secara signifikan.

Berbagai upaya yang telah ditempuh guna menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi di masa 1.000 Hari pertama Kehidupan (HPK), antara lain :

  1. Pemberian  Tablet tambah darah  (TTD) untuk ibu hamil dan remaja putri
  2. Pendampingan Pemberian MP-ASI pada balita
  3. Pelatihan dan Sosialisasi tentang PMT Lokal pada Ibu hami KEK dan balita gizi kurang
  4. Pemberian PMT Lokal pada Balita gizi kurang dan ibu hamil KEK
  5. Kunjungan lapangan bumil KEK
  6. Pelaksanaan kegiatan kelas Bumil dan balita
  7. Pendampingan rujukan balita stunting dan gizi buruk
  8. Pertemuan validasi dan evaluasi data Kia
  9. Lokakarya Pembuatan Sop Tatalaksana Balita Dengan Masalah Gizi Dan Tumbuh Kembang

Berikut faktor Determinan yang memerlukan perhatian di Kecamatan Gaung Anak Serka

  1. Faktor Determinan yang Memerlukan Perhatian
  2. Faktor determinan yang masih menjadi kendala dalam perbaikan  status gizi (stunting) balita khususnya baduta, adalah akses air bersih, jamban, pemberian ASI Eklusif dan perilaku hidup bersih dan sehat.
  3.  
  4.  Beberapa wilayah mengalami kesulitan dalam akses air bersih dan jamban yang mana halter sebut selain dari segi ketersediaan jamban ataupun air bersih ada beberapa daerah yang mana hal tersebut merupakan perilaku yang sulit untuk diubah. Remaja Putri telah mendapatkan intervensi berupa pemberian TTD baik remaja yang ada disekolah maupun di pondok Pesantren dan Posyandu Remaja. Namun, ada sebagian remaja putri yang masih belum mau mengkonsumsi TTD secara teratur meskipun telah mendapatkan ya karena kurangnya motivasi diri ataupun minat remaja putrid tersebut untuk mengkonsumsi TTD tersebut.
  5. Faktor Determinan Stunting
  6. Karakteristik Keluarga
  7. Untuk faktor determinan karakteristik keluarga, di kecamatan gaung anak serka rata-rata balita stunting keluarga nya sudah mendapatkan pendampingan gizi, tetapi sebagian besar keluarga belum memiliki sarana air bersih (SAB), serta keluarga masih banyak yang BAB sembarangan, karna belum memiliki jamban.
  8. Faktor MP-ASI
  9. Untuk faktor MP-ASI, balita yang mengalami stunting memiliki riwayat mendapatkan makanan dan asi belum sesuai, tidak tepat dan tidak adekuat.
  10. Status Imunisasi
  11. Sebagian besar balita yang mengalami stunting memiliki riwayat imunisasi dasar tidak lengkap.
  12.  
  13.  Dikarenakan banyak orang tua yang tidak mau anaknya disuntik karena takut anaknya demam, dan lain-lain.
  14. Pengetahuan Orangtua tentang Gizi
  15. Orang tua balita yang mengalami stunting, sebagian besar belum tau tentang gizi diantaranya yaitu : mereka banyak yang belum memahami tentang kartu menuju sehat (KMS), tentang stunting dan gizi seimbang. 
  16.  
  17. Pemerintah dikecamatan Gaung Anak Serka sangat mengharapkan dukungan dari berbagai sector untuk menangani dan mencegah bertambahnya balita stunting di kecamatan Gaung Anak Serka melalui konvergensi Pencegahan dan Penangulangan Stunting. Pemerintah desa diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dan partisipasi aktif dalam hal ini.