Cucu Tuan Guru Sapat Ustadz Ali Azhar : Jangan Pilih Pemimpin Berdasarkan Dosa, Ingat Khalifah Umar Juga Dulunya Seorang Pendosa

Cucu Tuan Guru Sapat Ustadz Ali Azhar :  Jangan Pilih Pemimpin Berdasarkan Dosa, Ingat Khalifah Umar Juga Dulunya Seorang Pendosa

Porospro.com, - kisah tentang seseorang yang awalnya hidup dalam dosa namun di akhir hayatnya menjadi mulia sering kali ditemukan dalam berbagai agama dan tradisi spiritual. Salah satu contoh terkenal adalah cerita tentang Umar bin Khattab dalam sejarah Islam.

 

Ustadz Ali Azhar Salah Satu Cucu Tuan Guru Sapat Menyebutkan, Umar bin Khattab awalnya adalah seorang yang sangat keras terhadap umat Islam pada masa-masa awal penyebaran agama ini. Ia dikenal sebagai orang yang menentang Nabi Muhammad dan ajaran Islam. Namun, setelah mendapat hidayah dan memeluk Islam, Umar berubah menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling setia dan berpengaruh.

 

Lanjutnya, Umar bin Khattab kemudian menjadi Khalifah kedua setelah wafatnya Abu Bakar. Selama masa kekhalifahannya, Umar dikenal sebagai pemimpin yang adil, bijaksana, dan penuh integritas. Ia melakukan banyak reformasi yang memperkuat dan memperluas kekuasaan Islam, serta meningkatkan kesejahteraan umat Muslim.

 

"Kisah Umar bin Khattab mengajarkan bahwa perubahan dan pertobatan selalu mungkin bagi siapa saja. Meskipun seseorang mungkin memiliki masa lalu yang penuh dosa, dengan kesungguhan hati dan tekad untuk berubah, mereka dapat mencapai kedudukan yang mulia di mata Tuhan dan sesama manusia".Ujarnya

 

Al-Qur'an, Surah Al-Hujurat (49:11)   Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).

 

Ada banyak kisah inspiratif tentang orang-orang yang awalnya hidup dalam dosa namun kemudian berubah dan menjadi mulia. Salah satu kisah yang terkenal dalam sejarah Islam adalah kisah tentang "Al-Fudhail bin 'Iyadh".

 

Al-Fudhail bin 'Iyadh adalah seorang bandit terkenal yang menghabiskan hidupnya dengan merampok dan melakukan dosa. Suatu hari, saat sedang memanjat dinding untuk merampok sebuah rumah, ia mendengar seseorang membaca ayat Al-Qur'an:

 

Belum kah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan terhadap kebenaran yang telah turun (kepada mereka)?" (QS. Al-Hadid: 16).

Ayat tersebut sangat menyentuh hatinya dan membuatnya merenungkan kehidupannya yang penuh dengan dosa. 

 

Al-Fudhail bin 'Iyadh kemudian bertaubat dengan sungguh-sungguh dan meninggalkan kehidupan kriminalnya. Ia menjadi seorang ulama besar dan ahli hadis yang dihormati di kalangan umat Muslim.

 

Kisah Al-Fudhail bin 'Iyadh mengajarkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk bertaubat dan merubah diri. Setiap orang memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

 

 Dalam Islam, ada beberapa dalil yang menekankan pentingnya menghindari penghujatan atau menghina orang lain, termasuk mereka yang berdosa.

 

Agama Islam mengajarkan untuk selalu bersikap baik dan penuh kasih sayang terhadap sesama, serta memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk bertaubat dan memperbaiki diri.