Pemkab Natuna Khususnya BPBD Melakukan Pelatihan Untuk Persiapan Apabila Sewaktu Waktu Terjadinya Bencana

Pemkab Natuna Khususnya BPBD  Melakukan Pelatihan  Untuk Persiapan Apabila  Sewaktu Waktu Terjadinya Bencana
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Natuna, Nurul Huda

Porospro.com,Natuna_ Belajar dari pristiwa-pristiwa bencana yang terjafj sebelumnya. Pemkab Natuna kini telah dinyatakan siap menghadapi bencana yang akan terjadi. 

Kesiapan pemerintah ini mencakup semua hal, mulai dari tataran antisipasi hingga menanggulangi bencana itu sendiri apabila ada yang terjadi. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Natuna telah mengidentifikasi potensi ancaman bencana. Sedikitnya terdapat 6 jenis potensi ancaman bencana yang berkemungkinan terjadi di Natuna. 

Hal ini disampaikan Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Natuna, Nurul Huda saat ditemui awak media, di tempat kerjanya, Selasa (22/10/2024). 

Pria yang akrab disapa Oyoi itu menyebutkan , keenam potensi ancaman bencana tersebut meliputi banjir, kekeringan, longsor, cuaca ektrim, gelombang tinggi, dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). 

"Untuk daerah titik rawan kita juga sudah ada data yakni di Kecamatan Bunguran Timur, Timur Laut, Serasan dan Serasan Timur," jelasnya. 

Oyoi menjelaskan, di setiap titik rawan ini memiliki jenis potensi ancaman yang berbeda-beda. Di Bunguran Timur misanya, wilayah ini berpotensi terjadi bencana banjir dan Karhutla dengan tingkat kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan ini sangat tinggi. 

Sementara di Kecamatan Bunguran Timur Laut  potensi bencananya berupa banjir. Sedangkan Kecamatan Serasan dan Serasan Timur potensi bencananya berupa longsor dan banjir. 

"Bencana ini rata-rata setiap tahun terjadi, cuma tingkat keparahannya yang berbeda-beda," papar Oyoi. 

Selanjutnya ia membeberkan, untuk mengantisipasi potensi bencana BPBD malakukan pemetaan terkait daerah rawan bencana dan sosialisasi kepada masyarakat dan aparatur setempat. 

Hal ini penting supaya masyarakat mengerti dan dapat mengambil tindakan sendiri untuk menyelamatkan diri ketika terjadi bencana. 

"Ini juga bagian dari cara kita untuk mengurangi korban bencana," ungkap Oyoi. 

Ia mengaku pihaknya tidak ingin kejadian longsor di Serasan yang memakan korban jiwa dan harta benda terjadi lagi. 

"Padahal saat itu sudah ada tanda-tanda akan terjadinya longsor seperti turunnya tanah dan air, tetapi masyarakat malah bergotong royong di tempat itu. Nah, hal-hal ini yang kota sosialisasikan kepada mssyarakat,"  tegasnya. 

Selain tindakan diatas, Oyoi juga menyatakan bahwa BPBD Natuna juga telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan meminta desa membentuk desa tangguh bencana (Destana). 

Destana ini penting dibentuk supaya ketika di satu wilayah terdapat tanda-tanda bencana, warga bisa melaporkan langsung ke BPBD untuk mendapatkan tindakan. 

Terkait Destina ini ia menuturkan, pemerintah daerah juga sudah mengeluarkan Surat Edaran untuk seluruh desa agar seluruh desa dapat membentuk desa tangguh bencana di desanya masing-masing. 

Dengan ini, kata Oyoi, desa yang sudah membentuk Destana bisa mengangarkan dana desanya untuk kegiatan yang berhubungan dengan kebencanaan. 

"Untuk di Natuna kita sudah ada lima desa yang membentuk Destana, diantaranya, desa Cemaga, Air Putih, Air Nusa, Batu Belanak dan kelurahan Serasan," jelas Oyoi. 

Ia mengaku pemerintah terus mendorong desa secara aktif untuk membentuka Destina tersebut supaya desa dapat menjadi ujung tombak terdepan dalam mengangisipasi maupun menangani bencana. 

"Intinta kita pemerintah sudah menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi bencana. Dan kami berharap semua desa di Natuna bisa membentuk desa tangguh bencana, sehingga BPBD bisa melakukan sosialisasi ancaman terjadinya bencana," tutupnya 


Di tempat terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Natuna, Zulheppy mengatakan, bahwa saat terjadiya bencana BPBD Natuna langsung melakukan penanganan di lapangan. 

"Kalau skalanya besar kita langsung mendirikan posko evakuasi, dan dapur umum darurat," kata Zulheppy. 

Ia menerangkan, dari bencana yang terjadi, pihaknya juga akan melakukan kajian cepat dan mengeluarkan rekomendasi untuk bencana yang terjadi. 

"Disitu nanti kita keluarkan potensi bencananya non darurat atau darurat lagi," ujarnya. 

Zulhappy pun menyampaikan, dari hasil rekomendasi tadi akan dibuat surat edaran ataupun surat keputusan yang akan ditandatangi langsung Bupati Natuna terkait kondisi bencana yang terjadi. 

"Kita juga memberikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana kita bekerjsama dengan Dinas Sosial (Dinsos) untuk pemberian bantuan tersebut," ungkapnya. Adapun bantuan yang diberikan, sembako, selimut, dan matras," pungkasnya. (Eko)