Setelahnya Tunjukkan Semangat Pemuda, Pasangan FATONAH Kini Perkenalkan Kearifan Lokal Saat Debat Kedua

Setelahnya Tunjukkan Semangat Pemuda, Pasangan FATONAH Kini Perkenalkan Kearifan Lokal Saat Debat Kedua

Porospro.com - Outfit atau pakaian berbeda digunakan Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai nomor urut 2, Ferdiansyah SE dan H. Soeparto pada Debat Kedua Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai 2024 di Hotel Maxone Dumai. 

Jika pada debat pertama yang digelar tanggal 1 November 2024 di Hotel The Zuri Dumai, Paslon  Ferdiansyah - Soeparto menggunakan outfit baju hijau muda dengan kaos oblong di dalam, bercelana hitam dan sepatu sport. Kancing baju dibiarkan terbuka dan lengan baju dilipat.

Sedangkan pada debat kedua yang digelar 21 November 2024 di Hotel Maxone, Paslon nomor urut 2 ini mengenakan baju teluk belanga warna cream lengkap dengan songket dan tanjak.

"Di Debat pertama kami menggunakan outfit kemeja dengan kancing terbuka dan lengan dilipat tanda kami siap menyingsingkan lengan membangun Dumai dan pro generasi muda," kata Ferdiansyah usai Dengan Kedua Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai 2024, Kamis (21/11/2024) malam di Hotel Maxone.

"Malam ini kami berbusana Melayu lengkap sebagai tanda kami ingin membumikan kearifan lokal yakni  budaya Melayu di Kota Dumai," lanjut Ferdiansyah.

Kearifan lokal Kota Dumai adalah prinsip dan cara-cara yang dianut masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungannya, serta dalam kehidupan sehari-hari.

Kearifan itu mencakup pemanfaatan alam, interaksi dalam  kehidupan sehari-hari, seni dan budaya, kuliner dan tindak tanduk atau perbuatan.

Debat kedua malam itu mengangkat tema "Meningkatkan Pelayanan kepada Masyarakat Guna Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat". Thema tersebut terdiri dari 2 sub thema, yaitu "Peningkatan Pelayanan kepada Masyarakat" dan "Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat".

Kearifan lokal itu, lanjut Ferdi menyangkut bahasa, pakaian dan  adat istiadat masyarakat Dumai yang sudah turun temurun digunakan di Kota Dumai.

"Karenanya, selain pakaian yang sudah wajib digunakan pada hari-hari tertentu di Kota Dumai, kami ingin bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar ketua setelah Bahasa Indonesia. Kami menginginkan juga pada hari tertentu warga Dumai menggunakan bahasa Melayu," katanya.

Selama kampanye Pilwako Dumai, Ferdiansyah merupakan satu-satunya calon Wali Kota yang rutin menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar saat berorasi. (*)