Porospro.com - Forum Aksi Peduli Tenaga Kerja Lokal (FAPTEKAL) bersama Serikat Buruh Tenaga Kerja Lokal (SBTEKAL) kembali menyuarakan aspirasi mereka lewat aksi damai penyampaian pendapat di muka umum yang digelar Senin, 28 Juli 2025 di dua Lokasi, Yaitu PT KPI dan PT PHR.
Dalam aksi tersebut, para peserta membentangkan tenda dan melakukan orasi secara bergantian di depan kedua instansi BUMN tersebut.
Mereka membawa spanduk, pengeras suara, dan sejumlah alat peraga lainnya sebagai bentuk penegasan tuntutan mereka. Aksi berlangsung damai dan tertib di bawah pengawalan aparat keamanan.
Ketua Umum FAPTEKAL, Ismunandar atau yang akrab disapa Ngah Nandar, menegaskan bahwa aksi ini bukan tanpa alasan.
"Aksi ini adalah bentuk kekecewaan kami atas berlarut-larutnya penyelesaian berbagai persoalan tenaga kerja lokal. Termasuk tuduhan tidak berdasar yang menimpa saudara kami, Andi Setiawan," ujarnya di sela-sela aksi.
Ismunandar menyatakan bahwa tuduhan terhadap Andi Setiawan telah mencemarkan nama baik.
"Kami datang bukan untuk membuat keributan, tapi menuntut keadilan. Jangan jadikan tenaga kerja lokal sebagai korban permainan sistem dan fitnah," tambahnya dengan suara lantang.
Selain itu, aksi ini juga menjadi lanjutan dari upaya mereka untuk memperjuangkan hak-hak 17 eks pekerja KSO PT. RUSSINDO dan PT. BINA REKAYASA ANUGRAH yang sebelumnya diberhentikan tanpa alasan yang jelas. Para peserta aksi menuntut agar pihak yang terlibat bertanggung jawab atas ketidakadilan tersebut.
“Kami ingin dialog, bukan pengabaian. Kembalikan hak-hak pekerja kami. Dan bila terbukti ada unsur fitnah terhadap Andi Setiawan, kami mendesak agar nama baiknya dipulihkan secara terbuka,” tegas Ismunandar yang juga bertindak sebagai penanggung jawab aksi.
Aksi damai ini menurutnya juga sekaligus menjadi panggilan bagi seluruh pemangku kepentingan di Kota Dumai agar lebih memperhatikan nasib tenaga kerja lokal. Mereka menuntut transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam setiap proses ketenagakerjaan yang terjadi di wilayah kerja mereka.
Di akhir wawancara, Ismunandar mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung perjuangan tenaga kerja lokal.
“Kami bukan anti-investasi, tapi kami ingin kehadiran perusahaan membawa manfaat bagi warga sekitar, bukan justru menyingkirkan kami dari tanah sendiri,” tutupnya.
Aksi berjalan dengan tertib hingga siang hari dan mendapat perhatian dari masyarakat sekitar. Para peserta aksi berharap suara mereka didengar dan segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait, khususnya PT. KPI dan PT. PHR Dumai.