Satrio Wibowo: ''Keselamatan Kerja Harus Jadi Prioritas, Bukan Formalitas''

Satrio Wibowo: ''Keselamatan Kerja Harus Jadi Prioritas, Bukan Formalitas''

Porospro.com - Tragedi maut di area PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) RU II Dumai yang menewaskan seorang pekerja LS, rupanya tidak hanya menyisakan duka mendalam, tetapi juga menimbulkan tanda tanya besar. Bukan sekadar soal kronologi yang masih simpang siur, melainkan juga soal kepatuhan perusahaan terhadap aturan K3.

Sorotan publik makin tajam ketika Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Dumai, Satrio Wibowo, AP, M.Si, akhirnya buka suara.

“Kami turut berduka cita atas kejadian ini. Semoga musibah seperti ini tidak terulang kembali,” ucap Satrio dengan nada prihatin, Jumat, (22/08/2025).

Satrio mengungkapkan bahwa saat ini pihak perusahaan sudah melaporkan kejadian tersebut ke Disnaker Dumai. Meski demikian, ia menegaskan bahwa secara teknis, kewenangan penuh terkait investigasi tetap berada di Disnakertrans Provinsi Riau.

Kendati begitu, pejabat yang dikenal tegas dan berwibawa ini tidak tinggal diam. Ia tetap mengingatkan seluruh perusahaan di Dumai, termasuk perusahaan raksasa migas, agar tidak main-main dengan keselamatan kerja.

“Kami menghimbau agar perusahaan selalu menaati ketentuan yang berlaku, menjalankan SOP, dan memastikan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Itu kunci utama terciptanya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di setiap aktivitas perusahaan,” tegasnya.

Bagi kalangan birokrasi, nama Satrio Wibowo bukanlah sosok asing. Pria dengan latar belakang akademis mumpuni ini kerap tampil sebagai penggerak disiplin ketenagakerjaan di Kota Dumai. Karakternya yang lugas membuat setiap pernyataan publiknya selalu diperhitungkan.

Kini, pernyataan resminya mempertegas kembali bahwa kasus kecelakaan maut ini bukan sekadar urusan laporan, melainkan juga soal komitmen perusahaan untuk benar-benar menjalankan aturan keselamatan kerja.

Publik pun masih bertanya: Apakah PT KPI RU II sudah maksimal menjalankan kewajiban K3, ataukah tragedi ini justru bukti nyata kelalaian?.***