Porospro.com - Pandemi Covid-19 menuntut perubahan di segala sektor, termasuk kesehatan. Keadaan sekarang ini membuat beberapa penanganan medis menjadi terhambat, salah satunya operasi.
Sebuah studi yang dirilis oleh tim medis di Italia, pada Senin (13/7/2020), mengungkapkan bahwa jaringan komunikasi 5G dapat berperan sebagai solusi dunia kesehatan.
Studi itu tertuang dalam jurnal berjudul Annals of Internal Medicine, dan menjelaskan bagaimana tim dokter di Italia dapat melakukan operasi dari jarak 9 mil (15 kilometer).
Adapun operasi jarak jauh ini dilakukan dengan menggabungkan teknologi robotika dan kekuatan jaringan komunikasi 5G.
Cara kerjanya serupa dengan menggunakan kacamata VR (Virtual Reality) yang dapat menampilkan visualisasi 3D.
Operasi jarak jauh ini mulanya diuji untuk melakukan operasi pita suara pada mayat yang diposisikan dalam ruang operasi.
Sedangkan dari jarak 9 mil jauhnya, dokter akan mengendalikan remot dan seperangkat robot menggunakan tablet dan perangkat umpan balik haptic.
Kontrol ini akan memungkinkan laser dan tangan robot yang memegang alat bedah di ruang operasi bergerak untuk melakukan pembedahan.
Sedangkan untuk penglihatan, semuanya didapat dari hasil tangkapan kamera yang terpasang di ruang operasi.
Sistem kontrol menggunakan jaringan 5Gini pada dasarnya akan sama dengan sistem transfer data pada ponsel dan gadget lainnya. Kecepatannya serupa dengan yang didapat saat Anda mengunduh data pada ponsel.
Sehingga akan ada jeda dari pengiriman dan penerimaan perintah oleh robot sebesar 280 milidetik. Meski begitu dokter bedah masih dapat merasakan sensasi yang sama seolah mereka benar-benar melakukan operasi secara langsung.
“Para ahli bedah menggambarkan perasaan seolah-olah mereka berada di ruang operasi selama fase halus manipulasi jaringan dan laser ablasi. Selain itu, mereka juga menggambarkan perasaan lebih sedikit stres selama tindakan halus ini karena perangkat robot memberikan stabilitas besar dan gerakan halus, memungkinkan mereka untuk lebih tepat dan percaya diri selama operasi,” ungkap Leonardo Mattos, Kepala Laboratorium Biomedis di Institut Teknologi Italia kepada Inverse.
Terkait dari hasil uji cobanya ini, mereka menyampaikan bahwa masih ada beberapa hal yang harus ditinjau lebih jauh. Termasuk salah satunya melakukan operasi pada manusia hidup.
Adapun meski begitu, sistem demikian sebenarnya sudah pernah dicoba pada tahun 2001 yang bernama Telesurgery. Sayangnya pada tahun tersebut teknologi dan jaringan komunikasi belum mendukung keberhasilan yang diharapkan.
Dengan adanya 5G pada masa ini, selain melakukan operasi sejauh 9 mil, mereka juga mengklaim bahwa jaringan 5G berpotensi memberikan penanganan medis ke wilayah terpencil atau bahkan luar angkasa.
Mereka juga mengklaim bahwa besar kemungkinan Teleassistance dan Telemonitoring pasien dapat dilakukan di masa depan.
Sumber: iNews.id