Porospro.com - Pemandangan dari gerbong penumpang seakan tontonan dinamis di layar lebar. Dari kaca mata seorang masinis yang bisa menatap jauh ke depan, view-nya lebih keren.
Penumpang kereta jarak jauh bisa memilih kursi yang akan ditempati saat memesan tiket. Beruntung bagi penumpang yang mendapatkan tempat duduk di sisi jendela.
Mereka bisa menyaksikan beragam pemandangan sejak stasiun keberangkatan hingga stasiun tujuan. Perubahan pedesaan, perkotaan, jembatan, terowongan silih berganti.
Masinis dan asisten masinis yang harus terjaga sepanjang menjalankan lokomotif bahkan bisa memiliki sudut pandang lebih sip ketimbang penumpang. Dari kabin lokomotif mereka bisa melihat semua pemandangan terhampar dengan indahnya.
Septian Widi Subekti, masinis muda di Dipo Lokomotif Tanah Abang mengisahkan tentang jalur favoritnya. Dia jatuh cinta pada alam Sukabumi.
"Jalur kereta api favorit saya itu Sukabumi," ujarnya.
Saat itu, Widi membawa penumpang dari Bogor menuju Sukabumi. Lama perjalanan empat jam dengan kecepatan 40 km per jam.
"Kecepatannya pelan karena lintas sana area pegunungan," kata dia.
Jalan pelan bukan berarti tak menyenangkan. Masinis dan asisten masinis mendapatkan pemandangan yang luar biasa indah.
"Bagus banget soalnya area pegunungan, lihat kebun-kebun sayur, terus di bawahnya ada sungai, belum lagi hutan-hutan di pinggir jalur," dia menjelaskan satu per satu pengalamannya itu.
Keindahan alam yang dinikmati juga sebanding dengan perjuangan yang harus dilakukan oleh masinis, lo. Area lintas pegunungan memiliki trek yang tidak mudah.
Ada banyak rel di sana. Pegunungan membuat jalur kereta menanjak. Kereta api pun terasa semakin berat. Masinis harus paham kapan mulai menambah kecepatan agar kereta api tidak mundur.
"Lintas Batu Tulis sama Maseng itu biasanya berat. Kecepatan paling rendahnya 8 knot, sebelum tanjakan kita harus naikkan kecepatan," dia mengenangnya.
Widi menambahkan bahwa pernah ada kejadian kereta api yang mundur di lintas tanjakan. Masinis pun harus minta bantuan kereta pendorong.
"Saya enggak pernah mengalami, tapi pernah ada kejadian kereta api mundur. Masinis harus melakukan pengereman dan minta lokomotif pendorong," kata dia.
Kereta api penumpang dinilai lebih mudah saat melewati tanjakan dari kereta barang. Karena muatan barang lebih besar dari penumpang.
"Kalau kereta api barang semua pekerjaan dirangkap oleh masinis. Enggak ada kondektur dan masinis, semua dikerjakan oleh masinis. Ini mengapa kalau lintas pegunungan masinisnya harus paham lintasan," ujar masinis asal Kebumen, Jawa Tengah itu.
Sumber: detik.com