Porospro.com - Perang dunia pertama yang berlangsung pada 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918, rupanya tak terlepas dari sejarah fenomena wabah penyakit saat itu. Pandemi flu spanyol yang muncul tahun 1918 menjadi salah satu faktor yang membuat militer dunia saat itu kelabakan.
Pandemi kala itu juga terjadi di Indonesia, yang saat itu masih menjadi jajahan Belanda.
Flu spanyol memiliki kesamaan dengan virus Corona COVID-19 saat ini, yaitu penularannya yang cepat, gejalanya serupa dengan influenza, dan mengakibatkan banyak kematian. Akan tetapi pemberitaan mengenai flu spanyol sendiri tidak seramai virus Corona.
Selain karena teknologi informasi saat itu masih terbatas, kondisi perang juga membuat penyebaran informasinya sangat dibatasi. Ganasnya pandemi saat itu dikhawatirkan melemahkan mental para prajurit yang bertempur.
Adalah Spanyol, negara Eropa yang pertama kali berani memberitakan wabah tersebut. Itulah sebabnya disebut flu spanyol, meski lebih diyakini wabahnya bermula dari Amerika atau China. Tidak ada kesimpulan pasti dari mana wabah ini bermula, karena persebarannya sangat luas.
Penulis buku sejarah pandemi, Arie Rukmantara, menjelaskan bahwa flu spanyol menjadi salah satu penyebab berakhirnya perang dunia pertama. Perang jadi tidak efektif karena prajurit lebih banyak yang bertumbangan karena sakit.
"Salah satu dampak positif dari flu Spanyol adalah dibuatnya perjanjian perdamaian terhadap perang dunia kesatu karena terlalu banyak tentara yang meninggal karena terkena wabah penyakit ini," jelas Arie dalam diskusi di Channel YouTube BNPB, Senin (03/08/2020).
Sisi positifnya, flu spanyol membuat dunia kesehatan saat itu berkembang sangat pesat. Berbagai penemuan vaksin muncul karena para ilmuwan tertantang oleh pandemi yang berkecamuk.
Sumber: detik.com