Porospro.com - Melalui Kurikulum Darurat Covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyiapkan tiga modul untuk jenjang PAUD dan SD. Antara lain, modul untuk peserta didik, guru dan orang tua.
Kepala Badan Penelitian dan dan Pengembangan dan Perbukuan, Totok Suprayitno mengatakan, modul ini sangat lengkap panduannya dalam menjalani kegiatan pembelajaran di tengah pandemi.
“Jadi ada tiga modul supaya siswa kalau belajar sendiri bisa mudah, lebih mudah dibandingkan membaca teks book, orang tua mendampingi juga mudah, di situ ada trik dan strategi pendampingan anak, kalau gurunya juga mudah, diberikan tips belajar yang menggunakan modul-modul ini,” ujar dia dalam siaran sebuah radio, Senin (10/8).
Alasan pihaknya membuat modul adalah karena banyaknya peserta didik yang tidak memahami ketika membaca teks. Di mana dengan modul, para murid dapat dengan mudah menerjemahkan panduan melalui berbagai aktivitas pembelajaran.
“Oleh karena itu kalau modul dengan aktivitas berbasis aktivitas belajarnya, InsyaAllah akan lebih mudah mereka paham dengan yang dipelajari,” tutur dia.
Pengembang Modul Literasi dan Numerasi jenjang SD, dan Coordinator Specialist Mathematics Education, SEAMEO QITEP in Mathematics, Wahid Yunianto menyebutkan, modul pembelajaran berdasarkan aktivitas ini dirancang untuk melibatkan orang tua atau anggota keluarga.
Nantinya, di akhir pekan, akan ada kegiatan berbasis proyek pembelajaran yang diharapkan ada kolaborasi orang tua atau keluarga dengan peserta didik atau anak tersebut.
“Jadi aktivitasnya dirancang pertama, tematik tema-temanya dekat dengan aktivitas keseharian, ada memasak, ada berkebun, ada membersihkan sesuatu, seperti itu. Jadi modulnya dirancang ada aktivitas dan juga berbasis project tujuan, setiap akhir pekan diberikan sebuah aktivitas berbasis project,” pungkasnya.
Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan pihaknya telah menyediakan modul-modul pembelajaran untuk PAUD dan SD yang diharapkan dapat membantu proses belajar dari rumah dengan mencakup uraian pembelajaran berbasis aktivitas untuk guru, orang tua, dan peserta didik.
“Dari opsi kurikulum yang dipilih, catatannya adalah siswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan, dan pelaksanaan kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran,” ujarnya, Jumat (7/8).
Sumber: Jawapos.com