Porospro.com - Selisih suara antara Joe Biden dan Donald Trump kian dekat menjelang Pilpres Amerika. Dikutip dari survei terbaru CNN, 50 persen pemilih akan mendukung Joe Biden dan Kamala Harris pada Pilpres Amerika nanti. Sementara itu, untuk Donald Trump dan Mike Pence, 46 persen pemilih yang akan mendukung keduanya.
Selisih yang kian tipis menunjukkan Donald Trump mencoba mengejar ketinggalan dengan memperkuat dukungan dari kelompok konservatif. Pada survei di bulan Juni lalu, Joe Biden unggul dengan perolehan suara 52 persen sementara Donald Trump 41 persen. Dengan kata lain, dalam rentang dua bulan, Donald Trump berhasil memangkas jarak hingga 7 persen.
"Selisih keduanya tepat di dalam rentang margin of error, plus minus 4 persen," ujar survei terbaru CNN, Senin, 17 Agustus 2020.
Selisih di antara keduanya kian tipis ketika hasil survei difokuskan ke 15 negara bagian yang menjadi kantong suara kunci. Apabila difokuskan ke sana, maka selisih antara Joe Biden dan Donald Trump hanya 1 persen saja, 49% lawan 48 persen.
Melihat angka tersebut, survei CNN berpendapat bahwa Donald Trump akan bermain defensif pada Pilpres Amerika nanti. Sebab, sepuluh dari 15 kantung kunci dimenangkan olehnya pada Pilpres 2016 lalu. Melihat Joe Biden berhasil unggul tipis, berarti Donald Trump harus memperkuat pengaruhnya.
Hal tersebut, salah satunya, tak lepas dari potensi pemilih berubah dukungan. Menurut survei CNN, 12 persen pemilih Donald Trump berpotensi untuk berubah haluan. Sementara itu, untuk Joe Biden, hanya 7 persen. Donald Trump lebih berpotensi kehilangan banyak.
Selain itu, juga anggapan publik soal kerja Donald Trump selama menjadi Presiden Amerika. Sejauh ini, sebanyak 54 persen pemilih tidak setuju dengan cara Donald Trump memimpin Amerika dan 42 persen setuju. Dengan perolehan 42 persen, berada di urutan ketiga terburuk, usai Jimmy Carter (33 persen) dan H.W Bush (35 persen).
Sumber: tempo.co