Porospro.com - Sebagian pentolan di jagat teknologi menganggap orang tidak memerlukan gelar sarjana untuk bekerja atau mencapai kesuksesan. Seperti yang baru saja diutarakan oleh Executive Chairman IBM, Ginny Rometty.
Rometty yang juga lama menjadi CEO IBM ini meyakini, para perusahaan atau pemberi kerja mungkin akan rugi sendiri karena melewatkan pekerja yang punya skill tinggi tapi tidak punya gelar sarjana atau hanya lulusan SMA.
"Sebagai pemberi pekerjaan, Anda harus membuka jalur untuk membawa orang-orang yang mungkin memiliki skill dan tidak menjalani masa 4 tahun (untuk meraih) gelar sarjana," kata dia seperti dikutip detikINET dari CNBC.
Ia menilai, perusahaan harus memecah paradigma bahwa merekrut orang tanpa gelar sarjana akan merugikan. "Hal itu sungguh-sungguh tidak benar," cetusnya.
Untuk itu, IBM akan membuka program pelatihan dan peluang pekerjaan pada para siswa SMA, khususnya yang berasal dari masyarakat miskin. Pelatihan difokuskan pada topik sains, teknologi serta matematika.
Tak dapat dipungkiri bahwa gelar sarjana memang penting dan menambah peluang untuk sukses karena mayoritas perusahaan masih menjadikannya sebagai syarat utama. Akan tetapi seperti IBM, beberapa raksasa teknologi juga ada yang tak mementingkan status sarjana calon pegawai.
Salah satunya Tesla lantaran bosnya, Elon Musk, tidak memandang gelar sarjana sebagai sesuatu yang penting. Dalam wawancara dengan media Jerman, Auto Bild, ia mencontohkan Bill Gates dan Steve Jobs yang tidak lulus kuliah tapi tetap sukses membangun perusahaan bernilai.
"Jika seseorang lulus dari universitas bergengsi, itu bisa jadi indikasi mereka mampu melakukan banyak hal yang hebat, tapi belum tentu demikian," kata Musk.
"Jika kalian lihat orang-orang seperti Bill Gates atau Larry Ellison, Steve Jobs, orang-orang ini tidak lulus sarjana. Tapi jika kalian memiliki kesempatan untuk memperkerjakan mereka, tentu saja itu akan menjadi ide yang baik," sambungnya.
Sumber: detik.com