Porospro.com - Meskipun menerapkan lockdown paling ketat di dunia, karantina wilayah 80 hari yang diberlakukan di Filipina tetap tak mampu membendung peningkatan kasus COVID-19. Kasus COVID-19 di Filipina secara nasional melampaui angka 250.000 kasus pada bulan September ini, jumlah kasus tertinggi di Asia Tenggara.
Tingginya kasus COVID-19 di Filipina kemudian berimbas pula pada pergerakan indeks saham acuan negara itu, PSEi. Indeks saham PSEi yang anjlok hingga 26% mencerminkan tantangan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 terhadap negara tersebut.
Bahkan, kekayaan kolektif 50 Orang terkaya Filipina juga tercatat merosot menjadi US$ 60,6 miliar setara Rp 878,7 triliun (kurs Rp 14.500/US$) dari US$ 78 miliar setahun sebelumnya. Artinya jumlah harta kolektif 50 orang terkaya di Filipina berkurang sekitar US$ 17,4 miliar atau setara Rp 252 triliun.
Sebanyak 32 orang terkaya di Filipina mengalami penurunan kekayaan bersih. Sy Bersaudara yang merupakan keluarga terkaya di Filipina turut mengalami pukulan terbesar. Kekayaannya merosot menjadi US$ 13,9 miliar tetapi tetap berada di urutan 1 di Filipina. Kekayaan mereka turun sebesar US$ 3,3 miliar di tengah ekonomi yang berkontraksi dan pengangguran yang melonjak.
Taipan properti Manuel Villar, orang terkaya kedua di Filipina juga mengalami penurunan atas kekayaan bersihnya sebesar US$ 1,6 miliar menjadi US$ 5 miliar. Namun juga masih mampu mempertahankan peringkatnya sebagai orang terkaya kedua di negara itu.
Sektor perbankan sangat terpukul di negara itu. Membuat Ty Bersaudara dari GT Capital dan Metrobank, kehilangan 46% dari kekayaan mereka, menjadi US$ 1,4 miliar. Demikian pula dengan Frederick Dy, kekayaannya turun lebih dari 46% menjadi US$ 190 juta karena sahamnya di Security Bank turun 52% selama setahun terakhir.
Oscar Lopez, yang memegang saham mayoritas di jaringan TV ABS-CBN, kehilangan kekayaan bersih hampir setengahnya menjadi US$ 240 juta setelah anggota parlemen Filipina pada bulan Juli menolak tawaran perusahaan untuk memperbarui lisensi siaran 25 tahun, saham telah kehilangan hampir 65% dari nilainya selama setahun terakhir.
Namun, di antara 50 orang terkaya di Filipina tersebut, ada 10 orang tajir di negara itu yang kekayaannya justru mengalami peningkatan. Salah satunya dialami Edgar Sia II, peraih pendapatan terbesar tahun ini baik dalam persentase maupun dolar.
Kekayaannya bertambah US$ 300 juta, atau 75% ke kekayaan bersihnya, yang sekarang menjadi US$ 700 juta. Kenaikan itu sebagian karena keberhasilan IPO MerryMart-nya pada bulan Juni lalu. Setelah IPO, saham toko kelontong itu melonjak hampir dua kali lipat sejak pencatatan pertamanya di bursa saham karena penerapan karantina yang meningkatkan penjualan pada barang kebutuhan sehari-hari.
Sumber: detik.com