Porospro.com - Matahari belum terlalu meninggi. Lima pria tampak tekun mencangkul dan menggali lubang-lubang yang belum diketahui bakal diisi oleh jenazah siapa. Subhanzein berangkat dari kediamannya setiap hari ke pemakaman. Siapa nyana, ia adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS).
Sejak pandemi melanda, ia ditugaskan menjadi satu dari sekian pegawai yang bertugas menggali kuburan bagi jenazah pasien positif corona yang meninggal. Bersama empat rekannya yang menjadi petugas penggali
kubur, mereka harus menyiapkan dan menggali lubang kuburan. Diceritakannya kekhawatiran akan nyawanya dan dinamika yang dialami.
"Saya khawatir dan takut, tetapi ini adalah bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab saya," ujar Subhanzein mengawali perbincangan dengan Riau Pos, Sabtu (3/10) siang di TPU yang berada di Palas tersebut.
Namun, kekhawatirannya tak menyurutkan kerja keras hingga hampir tengah malam. Bahkan sampai 24 jam setiap hari berada di Pemakaman Tengku Mahmud Palas yang berlokasi di pinggiran Kota Pekanbaru itu. Subhanzein mengakui pekerjaan yang dilakukannya sangat berat. Dalam sehari harus membuat tujuh hingga sembilan lubang.
Tapi, kata dia, hal tersebut terasa ringan jika dikerjakan dengan tulus. Terlebih, dalam setiap melakukan pekerjaan tersebut, Subhanzein tidak bekerja sendirian, dilakukan dengan satu tim, ada lima orang termasuk dirinya.
"Jadi gali kuburannya tidak sendiri. Tapi berlima orang langsung menggali bersama-sama. Jadi terasa ringan," tuturnya.
Bersama empat rekannya, hari-hari dihabiskan sejak beberapa bulan terakhir di TPU tersebut. Memang, tingginya kasus Covid-19 dan setiap hari ada yang meninggal membuat mereka jarang pulang untuk bertemu keluarga karena menunggu jenazah pasien positif Covid-19 yang akan dikuburkan.
Subhanzein bertugas sebagai ASN di Dinas Perkim Kota Pekanbaru. Dalam perbincangan siang itu, ia mengeluhkan soal insentif. Menurutnya, pemerintah melalui tim gugus tugas yang kini bernama Satgas Covid-19 pernah menyebut soal insentif.
Namun, bersama rekan-rekannya, hingga saat ini para penggali kubur di TPU Tengku Mahmud Palas belum mendapatkan bantuan insentif yang dijanjikan.
Ia mengatakan Pemerintah Kota Pekanbaru menjanjikan setiap petugas penggali kuburan dan menangani pemakaman pasien Covid-19 mendapatkan insentif Rp200 ribu per hari.
"Kabarnya insentif Rp200 ribu per hari, semua rata. Tapi belum cair sampai sekarang," keluhnya diiringi peluh di kernyit dahi siang itu.
Subhanzein juga meminta pihak terkait memperhatikan para penggali kubur yang bertugas di TPU Tengku Mahmud Palas.
"Kami di sini bekerja apa adanya, tidak ada lampu penerangan, tenda dan kebutuhan bertugas. Bahkan konsumsi seperti makan dan vitamin disiapkan sendiri menggunakan dana pribadi, Kami berharap pihak terkait mendengar dan dapat memenuhi kebutuhan kami itu semua," bebernya semakin bersemangat di tengah terik.
Subhanzein ini adalah koordinator petugas penggali kubur di TPU tersebut. Ia sudah menjadi penggali kubur di sana sejak corona menyerang Kota Bertuah.
Ternyata, keikhlasan dan kerja keras sembari berharap cairnya insentif pun mendapat ganjaran langsung bagi mereka yang bekerja untuk kemanusiaan ini.
Sebab, ada saja bantuan yang diberikan relawan maupun keluarga korban yang meninggal. "Kadang ada yang membantu vitamin, buah dan juga ada relawan yang berbagi APD. Dari keluarga korban juga ada yang bantu," ujarnya.
Subhenzein menggali bersama timnya, Suyono (45), Bambang (35), Suryanto (57) dan Aprianto (47). Sedikitnya mereka berbagi satu lubang satu hari. Subhanzein bersama seorang rekannya yang lain adalah ASN, sementara tiga lainnya adalah tenaga harian lepas (THL) di dinas yang sama.
Sebagai ASN, memang Subhanzein mengaku insentifnya yang dijanjikan per hari dalam tugas menggali kuburan bagi korban meninggal Covid-19 ini, di angka Rp3 jutaan satu bulannya. Sementara bagi yang THL insentifnya per hari, di angka Rp74 ribu hingga Rp200 ribu.
Angka yang dijanjikan dan belum diterima inilah yang sempat dikeluhkan. Meskipun tak menyurutkan semangat untuk menjalankan tugas di bawah ancaman virus yang masih belum terkendali, khususnya di Pekanbaru, Riau dan di Tanah Air secara umum.
"Jadi setiap hari pihak gugus tugas itu minta disiapkan tujuh lubang. Ya, rutin, karena tiap hari ada yang dimakamkan. Kalau disemayamkan di sini, ya pasien corona," jelasnya.
Kemarin saja, menurut Subhanzein sudah ada enam yang dikuburkan sampai sore. "Lubangnya dipakai yang sudah disiapkan sejak subuh, sudah ada enam yang dikubur sampai sore (kemarin, red)," katanya.
Subhanzein mengungkapkan, ia sudah bertugas di TPU tersebut sejak 9 April 2020 lalu. Disinggung sudah berapa jenazah Covid-19 yang dimakamkan, menurutnya data terakhir yang diterimanya mencapai 247 kuburan yang terisi.
"Ya, semua pasien corona, sudah 247, dan masih ada lahan khusus yang disiapkan tak jauh dari sini," akunya menunjuk sisi lain dari TPU Palas.
Bagi Subhanzein, memang ada iba dan duka ketika harus menggali kubur. Sebab akan langsung terisi pada siang atau sore harinya. Asa agar insentif yang disebut-sebut segera cair juga tentu menjadi sebuah keniscayaan di tengah badai pandemi yang menyebabkan ekonomi terimbas kencang sekarang ini.
"Ya, mudah-mudahan insentif segera cair. Dapur harus tetap ada yang dimasak kan," candanya mesti dengan tawa namun tak bisa menyembukan seiris lara dari wajahnya.
Terkait insentif ini, Riau Pos coba mengkonfirmasi kepada Koordinator Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut. Ia mengaku tak mengetahui perihal insentif dimaksud.
"Belum ada (informasi, red)," kata dia saat dihubungi. Anggaran tersebut, sambung Ingot berada di Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Pekanbaru. "Di Perkim itu," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perkim Kota Pekanbaru Ardhani saat dikonfirmasi tak merespon. Sambungan telepon, pesan singkat dan pesan WhatsApp yang dikirimkan belum dijawab hingga berita diturunkan.
Sumber: riaupos.co