Porospro.com - Tes DNA sering digunakan untuk mencocokkan hubungan keluarga dan garis keturunannya. Mungkin selama ini kita cuma sering dengar soal tes DNA, tetapi tidak tahu bagaimana tes ini bekerja.
Biasanya, setelah seseorang memutuskan untuk melanjutkan dengan pengujian genetik, ahli genetika medis, dokter perawatan primer, spesialis, atau praktisi perawat bisa melakukan tes tersebut.
Tujuan Tes DNA dalam Dunia Medis
Kalau Anda memahami tes DNA hanya untuk mengonfirmasi garis keturunan, Anda salah besar. Tes ini punya beragam tujuan yang berhubungan dengan hal medis lainnya.
Tes DNA juga sering digunakan untuk mengetahui risiko penyakit keturunan. Selain itu, bisa menilai dan menganalisis segala kemungkinan pada bayi yang belum lahir.
"Tes DNA bisa untuk mengetahui penyakit turunan, risiko berkembangnya penyakit menurun, dan identifikasi relatif yang belum diketahui,” ujar dr. Adeline Jaclyn.
“Selain itu, bisa menilai kemungkinan masalah dalam rencana kehamilan atau bayi yang belum lahir, dan menilai risiko penyakit tertentu seperti diabetes."
Nah, lebih umumnya lagi, tes DNA digunakan untuk mengetahui garis ayah. Tes DNA ini hampir 100 persen akurat dalam menentukan apakah seorang pria merupakan ayah biologis seseorang.
Menyingkap Cara Kerja Tes DNA
Penasaran seperti apa cara kerja tes DNA? Berikut rinciannya.
- Pengambilan Sampel
Cara kerja tes DNA sendiri berawal dari pengambilan sampel. Sampel itu bisa dari darah, air liur, dan rambut. Ketiga metode pengambilan sampel tersebut yang paling lazim.
Namun, bisa juga dengan pengambilan sampel dari cairan ketuban (cairan yang mengelilingi janin selama kehamilan) atau jaringan lain. Pengambilan sampel ini biasanya dilakukan dengan tes usap atau swab.
"Swab pipi bagian dalam menggunakan sikat kecil atau cotton swab untuk mengumpulkan sel dari permukaan di dalam pipi," ungkap dr, Adeline.
Sementara itu, menurut dr. Adeline, tes skrining bayi baru lahir dilakukan pada sampel darah kecil yang diambil dengan cara menusuk tumit bayi.
Tidak seperti jenis pengujian genetik lainnya, orang tua biasanya hanya akan menerima hasil bila positif.
Jika hasil tesnya positif, diperlukan tes tambahan untuk mengetahui apakah bayi tersebut memiliki kelainan genetik atau tidak.
- Pengecekan di Laboratorium
Kemudian, sampel dikirim ke laboratorium tempat teknisi mencari perubahan spesifik pada kromosom, DNA, atau protein, tergantung pada kelainan yang dicurigai.
"Sampel tersebut dikirim ke laboratorium untuk dinilai sesuai dengan tujuan pemeriksaan," jelas dr. Adeline.
Laboratorium melaporkan hasil tes secara tertulis kepada dokter, konselor genetik, atau langsung kepada pasien bila diminta.
Terkait hasil tes DNA, waktunya bisa menghabiskan beberapa minggu hingga bulan untuk mendapatkan hasil.
Sebelum seseorang menjalani tes genetik, penting untuk memahami prosedur pengujian, manfaat, dan batasan tes, serta kemungkinan konsekuensi dari hasil tes.
Proses edukasi tentang tes DNA dan perizinan termasuk dalam persetujuan yang diinformasikan.
Tes DNA memang memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi untuk bisa sampai mendapatkan hasilnya. Diperlukan ketelitian luar biasa supaya hasilnya tidak salah.
Jangan sampai ambil kesimpulan sendiri untuk melakukan tes DNA tanpa berkonsultasi dengan ahlinya. Pandangan medis dapat membantu Anda dalam mengambil keputusan.
Sumber: klikdokter.com