Porospro.com - Selasa kemarin (26/1/2021) saya dan kawan-kawan PWI silaturrahmi dengan Dhoan Dwi Anggara, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagtri) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
Matanya agak sedikit merem ketika membahas pasar Guntung.
"Itu mungkin masih dirapatkan oleh pemerintah kecamatan sana," kata Dhoan.
Pasca kebakaran hebat di bibir Sungai Guntung, Rabu (30/12/2020) lalu. Pemerintah kini dipusingkan dengan data-mendata para pedagang.
Sebab tak tanggung-tanggung. 40 kios hangus jadi arang. Sampai sekarang bekasnya masih berserakan.
"Rencananya pedagang-pedagang ini dipindahkan saja ke bangunan pasar yang sudah berdiri itu," katanya lagi.
Yang tak habis fikir kata Dhoan, dalam pendataan, jumlah para pedagang malah mendadak rame. Takutnya ada yang duble.
"1 pedagang 1 kios. Biar rata," sambungnya.
Sebenarnya kios-kios yang terbakar kemarin, di luar kewenangan Disdagtri/bukan pasar resmi.
Pemerintah sudah menyediakan bangunan khusus untuk pedagang. Tidak begitu jauh dari bibir sungai. Hanya sedikit ke hilir dari pusat perbelanjaan.
Sayangnya, bangunan megah berlatai dua itu tidak dimanfaatkan sejak mulai dibangun tahun 2006 lalu sampai 2009.
Sampai hari ini, bangunan yang menelan APBD Inhil sebesar Rp13 M lebih sepertinya juga kurang peminat. Khususnya para pedagang sana.
Ya meskipun sempat diisukan tersangkut persoalan hukum.
Tetapi 2018 tadi, Kepala Kejari Inhil yang dijabat Susilo kala itu sudah meyakinkan kita semua, katanya tidak ada persoalan jika mau menempati.
Saya sudah sampai ke sana. Beberapa tahun lalu. Kondisinya memang miris. Kotor tak terawat.
Celakanya lagi, ada titik-titik tertentu lantai keramiknya sudah pecah.
Kata Dhoan, memang sudah seharusnya pasar ini difungsikan. Dirawat. Jika dibangun baru lapak-lapak di bibir sungai/badan jalan lagi. Lalu sampai kapan Pasar Sungai Guntung gitu-gitu saja.