Porospro.com - Sebanyak 12 squad mengikuti turnamen Mobile Legend yang ditaja Anak Muda Millenial Indonesia (AMMI) Indragiri Hilir, Senin (15/2).
Turnamen yang mengusung tema “Membangkitkan dan menjalin silaturahmi antar anak muda melalui pertandingan E-Sport” ini digelar dalam rangka mengapresiasi minat para pemuda Inhil dalam mengembangkan bakat dan minat di bidang E-sport (Olahraga Elektronik).
Ketua panitia pelaksana kegiatan, Frendinata mengatakan, bahwa kegiatan turmanen yang digelar diharapkan dapat menjadi wadah anak muda Inhil dalam melakukan kegiatan olahraga di bidang elektronik.
“Yang pertama kita berharap silaturahmi antar anak muda tetap terjalin serta dalam rangka menjaring kemampuan anak muda Inhil,” ucap Frendinata saat memberikan sambutan, di Tembilahan.
Kegiatan turnamen yang berlokasi di Lingkar II Tembilahan ini menawarkan total hadiah Rp 6.500 serta piala dan sertifikat.
Menurut Frendinata, turnamen ini dijadwalkan berlangsung selama satu minggu. Tercatat 12 Squad yang akan bertanding pada kompetisi ini dengan jumlah satu squad sebanyak tujuh orang.
“Terdapat 12 squad yang nantinya akan bertanding, satu squad terdiri dari tujuh orang,” jelasnya.
Selaku pihak penyelenggara kegiatan, Frendi berpesan kepada semua tim agar dapat bermain dengan sportif.
“Karena dengan bermain sportif dan efektif akan kembali membawa dampak positif kepada kita,” ucapnya.
Ketua DPRD Inhil, Ferryandi dalam sambutannya juga berpesan kepada seluruh anak muda di Inhil sebagai generasi kreatif agar tetap dapat membatasi diri dalam bermain game.
“Imbangi diri dalam bermain game, tetap hati-hati dan jangan terlalu kebablasan hingga tidak mengenal waktu,” pesannya.
Menurut Ferryandi, perkembangan elektronik di zaman modern seperti sekarang ini sangat pesat. Revolusi elektronik inilah mampu mengubah cara padang seseorang hingga membawa berbagai dampak.
Dijelaskan Ferryandi, dampak negarif dari teknologi, menjadi salah satu masalah krusial salah satunya mampu membawa dampak psikologi yang tidak baik bagi seseorang. Hal inilah lanjutnya, yang mesti dijauhi.
“Teknologi ini salah satu persoalannya adalah dampak psikologi yang tidak baik, Pengaruh negatif seperti inilah mesti kita jaga seperti dalam waktu bermain yang harus diimbangi. Boleh bermain tapi tetap harus menyelesaikan kewajiban kita sebagai anak kepada orang tua,” pesan Ferryandi. rls