Porospro.com - Untuk memulihkan sektor pariwisata di masa pandemi corona, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dan Kebudayaan (Disparporabud) Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Siap merapkan pada program sertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety dan environment sustainability).
Progam CHSE (cleanliness, health, safety dan environment sustainability) dilakukan Sebentuk komitmen pemerintah untuk membangkitkan kondisi sektor pariwisata di kabupaten Indragiri Hilir yang terpuruk akibat corona.
Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dan Kebudayaan (Disparporabud) Inhil akan lebih fokus pada kunjungan wisatawan nusantara atau domestik dan lokal, sehingga sektor tersebut bisa mendapat harapan baru untuk pulih dan kembali bergerak.
Dampak dari pandemi pada tahun 2020 jumlah kunjungan wisatawan mengalami penurunan tajam, Itu tidak terlapas dari ruang gerak manusia yang terbatas akibat wabah covid-19.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Provinsi Riau mencatat jumlah kunjungan wisatawan tahun 2020 di Kabupaten Kampar 273.869, Siak 12.170, Pelalawan 4.017, Kuansing 21.625, Rohul 1.852.026, Rohil 51.846, Inhu 29.181, Inhil 4.684, Bengkalis 42.983, Meranti 1.920, Kota Pekanbaru 35.262 dan Kota Dumai 54.449 wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dan Kebudayaan (Disparporabud) Inhil, Junaidy, S.Sos., M.Si mengatakan, upaya yang dilakukan Disparporabud Inhil dalam meningkatkan kunjungan wisatawan di masa pandemi, kegiatan kepariwisataan yang dilakukan pada destinasi, produk wisata, dan industri usaha mengacu pada CHSE meliputi aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
"Membahas sertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety dan environment sustainability) Tahun 2020 lalu, Pelaku pariwisata di Inhil sudah melakukan sertifikasi ini. Dan Tahun ini Kemenparekraf menargetkan untuk 6.500 orang. Semoga tahun ini di kabupaten Indragiri Hilir bisa lebih meningkat, kata Kadis Junaidy, S.Sos., M.Si. 27/02/21.
"CHSE (cleanliness, health, safety dan environment sustainability) Merupakan hal yang sangat penting bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk memulihkan kepercayaan wisatawan dan menggeliatkan kembali aktivitas pariwisata. Selain itu, untuk memberikan jaminan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi standar dan protokol kesehatan," sambung Junaidy, S.Sos., M.Si.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Dalam mematangkan Program CHSE (cleanliness, health, safety dan environment sustainability) tersebut pemda inhil telah mengikuti rakor dengan seluruh Dispar ke 12 kabupaten/kota dan asosiasi serta Komunitas bersama bupar riau.
Berdasar Informasi yang di dapat terdapat Asosiasi dan Komunitas yang terlibat diantaranya adalah, Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo), Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita), Perkumpulan Penyelenggaraan Jasaboga Indonesia (PPJI), Masyarakat Sadar Wisata (Masata), Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Riau dan stakeholder lainya. (Adv)