Porospro.com - Tak ubahnya seperti kebanyakan pramugari, Anisa Fajar, mantan pramugari maskapai plat merah Indonesia pernah mendapat pengalaman tak mengenakkan selama bertugas di udara. Melalui bincang-bincang bersama Okezone, ia menceritakan tingkah tidak sopan seorang penumpang.
Saat itu Anisa tengah terbang dengan rute Jakarta-Bali. Penerbangannya malam, sekitar pukul 21.09. Kondisi kabin sudah sepi karena hampir seluruh penumpang terlelap. Sesaat ia melewati kursi 43C, seorang penumpang laki-laki dengan sengaja memegang bagian bawah tubuh Anisa dengan telapak tangannya.
"Iya (dengan telapak tangan), bukan siku. Siku masih maklum gitu ya, mungkin dia gak lihat gitu kan. Tapi kalau telapak tangan kayaknya gak mungkin kan kalau gak sengaja?,” ujar Anisa kepada Okezone.
Ekspresi yang ditunjukkan pelaku setelah menyentuh Anisa, juga memperkuat dugaannya bahwa perlakuan tidak senonoh yang didapatkan merupakan sebuah kesengajaan. Penumpang itu menatap Anisa dengan menggoda.
“Dengan muka dan ekspresi yang sok meyakinkan kalau dia tuh kayak suka dengan kita gitu. Genit lah. Ekspresinya genit banget,” jelasnya.
Hal itu sontak membuat si mantan pramugari terkejut dan geram. Naas, tidak ada saksi mata yang melihat. Mau tak mau, Anisa menelan mentah-mentah kekesalannya. Andai saja ada satu saksi, ia akan melaporkannya ke kapten atas dasar tindak pelecehan seksual.
"Saya juga tidak bisa apa-apa kalau tidak ada saksi, ya. Kecuali ketika melakukan itu ada saksi yang melihat. Itu saya langsung tegur dia dan saya laporkan dia ke kapten atas dasar pelecehan seksual, tindakan sexual harassment secara fisik. Itu baru bisa ditindak penumpangnya," imbuhnya.
Anisa juga memutuskan untuk tidak memperpanjang kejadian buruk yang menimpanya demi menjaga kenyamanan penumpang lain yang sudah terlelap. Ia memilih menganggap perlakuan penumpang itu angin lalu.
"Jadi aku mikirnya untuk kenyamanan penumpang lain juga, daripada ribut. Kecuali mungkin dia sudah berlebihan, ya. Dua kali atau tiga kali gitu baru aku tindakin," jelas mantan pramugari itu.
Untungnya, penumpang asal Indonesia itu tidak melakukan aksinya secara berulang. Anisa pun lebih berhati-hati dalam menjaga diri setiap harus melewati kursi 43C. Pengalaman itu menjadi salah satu pengalaman yang paling membekas bagi Anisa selama ia menjadi pramugari. Perempuan cantik itu bahkan masih mengingat detail kejadiannya.
Dalam kesempatan yang sama, Anisa memberikan penjelasan jika tindak pelecehan seksual atau kekerasan fisik yang dilakukan penumpang terhadap awak kabin dapat dikasuskan, terutama jika ada saksi mata. Bahkan, pelaku bisa saja ditahan dengan borgol yang sudah tersedia di pesawat.
"Kalau dianya resek atau melawan, kita bisa restrain dia memakai borgol pesawat yang dari plastik itu. Itu ada prosedurnya," kata Anisa.
Semua tindakan yang diambil kru pesawat guna menahan si pembuat onar sudah sesuai dengan prosedur yang ada, jadi mereka tidak bisa protes atau mengelak. Tindak penahanan juga dilakukan atas izin kokpit. Itu mengapa kru kabin harus saling melapor jika terjadi suatu insiden.
Sumber: okezone.com