Kisah Fajar, si Penyintas Covid-19

Kisah Fajar, si Penyintas Covid-19
Fajar Satria

Porospro.com - Namanya Fajar Satria, seorang jurnalis asal Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Dia baru saja keluar dari tempat isolasi pasien Covid-19 milik Pemkab Inhil, yakni Islamic Center, Jalan Pendidikan, Tembilahan.

Dia adalah awak media pertama yang terjangkit Covid-19 di daerah ini. Diisolasi selama 10 hari, dari tanggal 06 Juli sampai 16 Juli 2021.

Tadi malam, Ahad (25/7/2021) senyumnya melebar saat dijumpai. Dengan mengenakan kaos oblong warna hitam, ayah anak satu ini langsung menyambut hangat teman seprofesinya di Warung Kopi Bang Ujang, Jalan Khalidi, Tembilahan.

Dari raut wajahnya, sepertinya dia begitu gembira. Selaku penyintas Covid-19, betul saja, pria 27 tahun ini sudah tuntas melepas kerinduan dengan kerabat-kerabatnya, lebih-lebih dengan keluarga sejak sepekan terakhir.

"Kengen keluarga selama di sana (Islamic Center, red)," ucap Fajar saat menjawab pertanyaan pertama.

Dia memulai cerita. Suatu hari, dia sedang duduk di Sofa salah satu sekretariat organisasi wartawan di Tembilahan. Rencana awal hendak pulang berkumpul keluarga di Kecamatan Kemuning sontak dibatalkan, tatkala dirinya merasa bergejala.

Hal itu bermula pada hari Sabtu 03 Juli lalu, dia mulai merasa demam, sehari setelahnya indra penciuman seperti tak berfungsi, dan selanjutnya batuk-batuk. Dia sempat ketakutan, dalam benaknya tak lain adalah terjangkit virus yang sedang mewabah.

"Nafsu makan juga hilang. Tidak sekaligus, tetapi satu-satu kenaknya. Setelah mengalami gejala itu, saya berinisiatif melakukan rapid test hari itu juga," cerita Fajar.

Beranjak dari situ, tepat pada Hari Selasa 06 Juli lalu, dia yang sedang di sekretariat tadi langsung mengadu kepada Tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Inhil.

Di malam hari, dia pun dilakukan Rapid Test Antigen dan Swab, dua-duanya hasilnya positif. Kala itu juga dia dipandu Satgas ke Islamic Center.

"Nah, pertama masuk Islamic Center itu memang gugup, khawatir, takut. Setelah beberapa hari menjalani tidak merasa takut lagi, karena ada teman baru yang bisa diajak bersosialisasi. Di dalam itu jangan hanya diam, manfaatkan lah waktu mencari teman baru tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan," katanya.

Singkat cerita, Fajar menjalani hari-hari sesuai intruksi petugas medis. Yakni, jaga pola makan, rutin konsumsi obat, istirahat yang cukup, dan sebagainya.

Dua sampai tiga hari berikutnya, dirinya barulah mulai nyaman tanpa dihantui rasa takut. Optimis sembuh semakin bergejolak seiring berkurangnya keluhan yang ada.

"Pertama, agar bisa sembuh itu, intinya jangan pernah merasa takut selama isolasi dan jangan pernah merasa stres. Selama isolasi juga perbanyak istirahat, rutin makan obat juga apa yang dikasih dokter obat itu dimakan, dan rutin juga makan sehari 3 kali, pagi siang dan makan. Itu yang membuat imun kita kembali kuat gitu, menjadi kebal, dan bisa melawan Covid-19," urainya.

"Dan juga, ketika bersosialisasi dengan masyarakat jangan lupa pakai masker. Kalaupun tidak pakai masker, tetap jaga jarak," tambah Fajar.

Dari pengalaman itu, dirinya bakal lebih hati-hati lagi serta memperketat diri dalam menerapkan protokol kesehatan. Meski yakin bisa sembuh, namun Fajar tak ingin menjadi bagian dari penyebar Covid-19.

Dia menduga, terjangkitnya Covid-19 waktu itu dikarenakan terlalu banyak mobilitas di luar rumah. Apalagi selaku Jurnalis, dia mengaku banyak bertemu orang baru dari berbagai kalangan.

Untuk itu, dia mengajak kepada semua untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan 5M sesuai arahan Tim Satgas Covid-19, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas di luar rumah. red