Porospro.com - Sekolah kedinasan umumnya menggelar seleksi tahap akhirnya dan pendidikan di satu lokasi saja seperti Jakarta. Namun, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) berbeda.
Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) untuk sekolah yang mendidik para PNS di Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) ini justru digelar di 20 lokasi di seluruh Indonesia.
Tes serentak ini digelar selama sepekan, mulai dari Senin (29/08) hingga pelaksanaan SKB Susulan pada Minggu (05/09).
Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa penyelenggaran ujian di seluruh Indonesia ini demi menjaring talenta terbaik dan menghadirkan keadilan. Karena tak jarang, mereka yang pintar namun terkendala biaya melewatkan kesempatan emas menjadi CPNS ini hanya karena lokasi tes yang jauh.
“Sehingga harapannya, akan banyak sekali taruna tangguh yang hadir dari putra daerah. Kualitas dari mereka sangat dibutuhkan negara, dan menjadi CPNS adalah hak seluruh warga, tidak terkecuali para putra daerah terbaik,” ungkap Dwikorita dalam Talkshow SEVIMA di Titik Lokasi Tes Surabaya, SMK Senopati Sidoarjo, Minggu (05/09/2021) sore kemarin.
Mengenal STMKG
Sebagai sekolah ikatan dinas, Dwikorita menjelaskan bahwa STMKG akan menggelar perkuliahan selama empat tahun secara gratis kepada para siswanya dalam program Diploma IV. Pelajaran yang didapatkan antara lain terkait matematika, fisika, bahasa inggris, serta meteorologi, klimatologi dan geofisika.
“Penggemblengan mental juga kami hadirkan di STMKG. Sehingga ketika lulus, mereka nantinya akan langsung jadi PNS BMKG yang siap menjaga bumi Indonesia siang dan malam selama 24 jam,” ungkap Dwikorita.
Persiapan mental menjadi penting, karena ungkap Dwikorita, PNS lulusan STMKG akan ditempatkan di seluruh Indonesia. Mulai dari di pegunungan, pulau terluar, hingga di bandara dan pelabuhan.
“Terkadang, masyarakat belum menyadari kehadiran lulusan STMKG. Padahal, mereka ada di manapun informasi cuaca dibutuhkan. Termasuk di pulau yang bahkan sebelumnya saya tidak hafal namanya. Oleh karena itu, STMKG cukup diminati para milenial dengan jumlah pendaftar mencapai 11 ribu orang. Padahal kami hanya akan menerima 265 taruna,” lanjut Dwikorita.
Tes di Seluruh Indonesia secara Online
Sistem seleksi secara online, menjadi cara STMKG menggelar tes secara serentak di seluruh Indonesia. Walaupun Online, Ketua STMKG Dr. Nyoman Sukanta menambahkan bahwa seleksi tetap transparan dan aman.
Cara seleksinya, para peserta akan diarahkan ke lokasi tes yang sudah bekerjasama dengan STMKG dimanapun yang terdekat dengan domisilinya saat ini.
“Misalnya di Surabaya, diletakkan di SMK Senopati Sidoarjo. Yogyakarta, ditempatkan di Jurusan Informatika UPN Veteran Yogyakarta,” ungkap Nyoman.
Setibanya di lokasi sesuai pada jadwal yang telah ditetapkan panitia seleksi, para peserta tinggal langsung menggunakan komputer yang ada di lokasi untuk mengerjakan tes. Panitia telah menghubungkan komputer dengan Sistem Akademik Berbasis Cloud (Siakadcloud) yang dikelola STMKG.
Komputer juga sudah diatur sedemikian rupa, sehingga peserta tidak bisa membuka website apapun selain platform tes. Dan ketika selesai tes, hasil akan langsung keluar di komputer peserta maupun di website BMKG.
“Jadi komputernya sudah kita setting online, tapi hanya bisa membuka aplikasi untuk tes. Tidak bisa ditutup ataupun buka website lain. Nilainya juga sangat transparan, anda sudah tahu langsung ketika selesai tes. Dan itu semua, panitia siapkan hanya dalam waktu dua minggu,” pungkas Nyoman.
Bagi para peserta yang dinyatakan lolos sebagai taruna nantinya, Dwikorita selaku Kepala BMKG berharap agar mereka selalu bersyukur. Rasa syukur itu dapat disalurkan dengan cara tekun belajar dan siap mengabdi ke seluruh negeri.
“Kalian yang lolos adalah the real champion. Sedangkan yang belum lolos ataupun belum sempat mendaftar, tidak perlu berkecil hati karena Indonesia adalah negara yang luas. Masih banyak bidang ilmu yang bisa ditekuni dengan baik. Pantau terus website STMKG, karena seleksi ini rutin dibuka setiap tahunnya,” pungkasnya. Rls