Potret Kemiskinan di Negeri Hamparan Kelapa Dunia

Potret Kemiskinan di Negeri Hamparan Kelapa Dunia

Porospro.com - Potret kemiskinan di wilayah yang dikenal istilah hamparan kelapa dunia Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sangat nyata.

Hari ini potret kemiskinan yang jauh kata layak itu berada di parit melitan desa igal kecamatan mandah.

Dua kediaman keluarga di parit melitan desa igal kecamatan mandah Kabupaten Inhil Provinsi Riau. Sangat jauh dari kata layak.

Pertama Khairum tinggal dengan kedua anaknya bernama Putra dan Alvin, Keseharian Khairum adalah kerja serabutan (Kerja kelapa, Nelayan dll) saat ini Khairum tinggal numpang di rumah warga. Namun musibah menerpa mereka beberapa waktu yang lalu rumah mereka terbakar saat khairum pergi bernelayan.

Meninggalkan kedua putranya di rumah, Alhamdullah meski rumah terbakar kedua putranya selamat.

Meski sudah terbakar rumah tersebut di perbaiki kembali dengan bahan apadanya dan mereka masih menepati rumah tersebut. Klik Disini Video Rumah Khairum yang terbakar

Kedua Kepala keluarga bernama Herman (kencong) dan istri bernama Hasnah, Kedua pasangan ini memiliki dua putri dan dua putra Indra wati, Anisa wati, Rama dan Rangga.

Dari potret kehidupan mereka bisa diungkapkan dengan kata memperhatikan, Tinggal dengan 7 orang di dalam rumah berukuran 4.x 7 Meter berdinding setengah dengan kayu lapuk, Sudah bertahun Herman dan keluarga tinggal rumah tersebut.

Di rumah tersebut tak ada yang bisa kita lihat yang namanya lampu listrik, Gas LPG apa lagi barang mewah, Karena mereka mengunakan penerangan dengan lampu colok dan memasak memakai kayu.

Herman bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan yang sangat tidak menentu, Meski begitu dirinya tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Tak ada kata-kata mau makan ini itu, yang ada apa yang di dapat hari ini itulah yang di makan, Jika habis besok kerja dan beli makanan lagi sesuai dengan berapa uang yang dirinya dapatkan. Klik Disini Video Kondisi Rumah Herman Saat Ini

"Saya harus terus bekerja keras membanting tulang mencari nafkah untuk keluarga, karena anak-anak saya masih menganggur dan kecil - kecil. Saya bekerja di laut" sambungnya.

Diakui Herman, untuk sehari-hari keluarganya hidup dalam kekurangan. Karena, tidak punya penghasilan tetap. Alhasil, dia juga mendapatkan belas kasihan warga kampung.

"Kalau buat kebutuhan sehari-hari saya, saya biasanya nmhutang dari warung, bayarnya nanti kalau udah saya udah mendapatkan hasil bernelayan saya. Ya, kalau ada yang mau membantu, saya akan sangat senang sekali," ucap Herman, matanya penuh harapan 21/09/21

Sebelum berita ini kami naikan, Sehari sebelumnya kami sudah menghubungi pihak pemerintah daerah yaitu Kepala dinas sosial (Dinsos) kabupaten Indragiri hilir lewat pesan WhatsApp untuk meminta tanggapan dari pihak pemerintah, Sayangnya pesan yang kami kirim hanya di baca contreng dua, tidak ada balasan sama sekali.

Apakah pemerintah kabupaten Inhil terkesan tutup mata melihat kondisi rakyat yang sangat-sangat membutuhkan bantuan uluran tangan kita semua. rilis