Porospro.com - Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.
Pada hari Rabu 1 September 2021 pukul 13.30 WIB, Webinar Indonesia Makin Cakap Digital dilaksanakan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Riau yaitu, Drs. H. Syamsuar, M.Si., dan Presiden RI, H. Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.
Webinar dimulai oleh Inna Dinovita, S.Tp, (CEO Saesha Cantika Indonesia) pada pilar Kecakapan Digital yang memaparkan tema “Informasi Digital, Identitas Digital Dan Jejak Digital Dalam Media Sosial”.
Dalam pemaparannya, Inna menjabarkan kemajuan teknologi memudahkan manusia untuk mendapatkan informasi apa saja dimana kalau sebelumnya kita harus ke perpustakaan, membaca koran, dan sebagainya. Tetapi ada juga kekurangan dalam teknologi informasi digital yaitu adanya plagiarisme, dan cybercrime.
Untuk Identitas Digital adalah data pengguna platform digital dan data ini harus benar benar dilindungi seperti passowrd, OTP, dan data penting lainnya. Sedangkan jejak digital merupakan data yang tertinggal saat selesai berinternet seperti posting di media sosial, pencarian dan kunjungan di situs tertentu, transaksi online dan sebagainya.
Agar kita erhindar dari jejak yang negatif, maka berpikir sebelum posting, pastikan share hal yang positif. Ikuti metode THINK sebelum mem posting True, Helpful, Ispiring, Necessary dan Kind.
Dilanjutkan dengan pilar Keamanan Digital, oleh Dickey Eikal (Program Director DEL FM Radio) dengan tema “Tips And Trick Menghindari Penipuan Digital”.
Dickey membahas tentang maraknya penipuan yang dilakukan memalui platform digital. Banyak orang memanfaatkan teknologi dengan hal yang negatif. Kecerdasan setiap orang berbeda dalam memanfaatkan teknologi, ada yang menggunakan untuk hal yang positif seperti tutorial, dakwah yang menciptakan inspirasi, tapi ada juga yang menggunakan untuk menipu dan merugikan orang lain.
Menurut Dickey, sebaiknya kita jangan asal klik link yang diterima dan jangan mudah tergoda dengan tawaran hadiah. Laporkan ke pihak yang berwajib, blokir nomor rekening dan nomor telepon penipu atau ke layanan kominfo, lapor.go.id dan cekrekening.id.
Di pilar Budaya Digital, Meyla Suhendra, S.Si.,M.Si (Dosen Universitas Riau) memberikan materi tentang “Memahami Batasan Dalam Kebebasan Berekspresi di Dunia Digital”.
Meyla menerangkan tentang apa yang harus dibatasi, antara lain dalam penggunaan bahasa yang sopan dan beretika, menghargai orang lain, perhatikan konten, dan hati hati dengan selfi 2 jari karena pencuri akan mengambil dari sidik jari yang ada di foto anda. Jangan sampai over posting dan jangan lakukan plagiarisme serta hindari penyebaran hoax, SARA, pornografi dan hal negatif lainnya.
Narasumber terakhir pada pilar Etika Digital, oleh Nova Yohana, S.Sos., M.I.Kom (Dosen Ilmu Komunkasi Universitas Riau) yang mengangkat tema “Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial”.
Nova menjelaskan perilaku masyarakat di media sosial menjadikan alat untuk bebas berekspresi, sebagai media komunikasi dan informasi. Banyak kasus yang terjadi karena ketidak hati hatian kita dalam membagikan informasi terutama tentang data pribadi. Hal yang harus diperhatikan dan hati hati dalam melakukan share di media sosial antara lain alamat rumah, nomor telepon, nomer rekening, foto anak, foto keluarga dan sebagainya.
Apabila sudah terjadi kepada kita, menurut Nova laporkan ke pihak berwajib, informasikan data pelaku dan kejadian ini sebagai pelajaran kita untuk lebih waspada dalam menggugah di media sosial.
Webinar diakhiri oleh, Njie Aditya (MC dan Influencer) yang menceritakan pengalaman Njie tentang penipuan yang marak di media sosial. Biasanya pelaku akan mencari secara acak korban yang belum terlalu paham dengan situasi dunia maya, gampang tergiur dan orang yang sedang labil.
Makanya lebih baik untuk selalu waspada dan kembangkan diri dengan meningkatkan kemampuan literasi digital, lebih bijak dan santun dalam mengeskpresikan diri di media sosial karena banyak kasus yang terjadi karena melewati batas kewajaran dalam berekspresi dan akhirnya terkena UU ITE. (rilis)