Porospro.com - Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.
Pada hari Jumat 3 September 2021 pukul 13.30 WIB, Webinar Indonesia Makin Cakap Digital dilaksanakan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Riau yaitu, Drs. H. Syamsuar, M.Si., dan Presiden RI, H. Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.
Webinar dimulai oleh Eriko Utama, S.Si (Konsultan dan narasumber SIG) pada pilar Kecakapan Digital yang memaparkan tema “Digital Skill Untuk Penyandang Disabilitas”.
Dalam pemaparannya, Eriko menjabarkan tentang aplikasi bagi tunanetra antara lain Lazarillo GPS for blind yaitu panduan arah atau rute yang dituju, Taptapsea, aplikasi berbasis foto dan akan menginformasikan lewat suara dan adalagi Be My Eyes serta Tafsir Difable Netra.
Masih banyak aplikasi lain yang diciptakan untuk penyandang disabilitas diantaranya Wheelmap, Voice Dream Reader, Braliliac dan sebagainya. Untuk aplikasi buatan Indonesia ada MAS Jawanetra dan AMR untuk pemindai nilai mata uang, Ayobaca.in, dan Deaf Communcator yaitu pengenal suara bagi penyandang tuna rungu.
Dilanjutkan dengan pilar Keamanan Digital, oleh Hj. Erna Yuniarti S.Pd (Direktris Radio Citra Solok) dengan tema “Tips Dan Pentingnya Internet Sehat”.
Erna membahas tentang konsep penguna internet untuk melindungi diri sendiri serta orang lain dari resiko di dunia online. Kejahatan cyber di Indonesia yang tertinggi adalah penyebaran konten provokatif, penipuan online, dan pornogragfi.
Untuk tips menjadi internet sehat menurut Hj. Erna yaitu waspadai virus (malware, adware dan spyware), batasi informasi pribadi, tidak melakukan bulliying, SARA, tidak menyebarkan hoax dan hindari email atau link yang mencurigakan gunakan software proteksi dan jaga privasi akun dengan membuat pin atau password yang kuat.
Di pilar Budaya Digital, Dr. Herlinawati, M.Ed (Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Pekanbaru) memberikan materi tentang “Memahami Multikulturalisme Dalam Ruang Digital”.
Dr. Herlinawati menerangkan tentang tantangan milenial antara lain ketergantungan pada media sosial, lebih percaya pada User Generated Content, mengandalkan teknologi untuk berkembang dan cenderung tidak loyal.
Untuk menjaga integrasi masyarakat yang majemuk, lakukan kampanye bijak bersosmed, menciptakan konten positif, kolaburasi serta menyiapkan lingkungan, tradisi dan budaya kehidupan yang mampu mendorong lahirnya generasi yang berkarakter dan berintregritas.
Narasumber terakhir pada pilar Etika Digital, oleh Misriadi S.Pd (Guru Pemimbing Ekskul SDIT Al Ittihad) yang mengangkat tema “Jarimu Harimaumu”.
Misriadi mengajak masyarakat digital untuk tidak menyinggung atau menyakiti antar sesama manusia, menjaga lisan, dan menjaga akhlak.
Misriadi mengingatkan bahwa tulisan dan komentar adalah perwakilan diri kita, menggunakan kata santun, menghargai privasi orang lain, mengendalikan emosi dan yang kita ajak berkomunikasi adalah manusia. Maka janganlah sembarangan dalam berekspresi, berkomentar negatif, menghasut di dunia maya.
Webinar diakhiri oleh, Rio yaitu drummer dari grup band Hijau Daun yang menceritakan pengalamannya sebagai seorang musisi dimana harus menjaga citra dirinya melalui akun pribadi agar para follower tetap mengikuti setiap apa yang diposting oleh Rio dan memberikan komentar positif bahkan mendukungnya.
Rio sangat bangga dimana Indonesia menciptakan aplikasi bagi penyandang disabilitas yang artinya mereka mendapat kesempatan untuk dapat mengikuti perkembangan jaman yaitu era teknologi digital. (rilis)