Penulis: Muhammad Taufik Ikhsan (Ketua Umum HMI Cabang Dumai)
Di era pandemik Covid-19 ini telah memberikan banyak pelajaran yang berharga, tidak hanya pada sektor Kesehatan tetapi juga pasa sektor Pendidikan, Ekonomi, Politik bahkan sampai pada tatanan Sosial. Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus COVID-19 pada Senin 2 Maret 2019, namun mengutip dari detik.com seorang staf pengajar FKM UI Pandu Riono menyampaikan bahwasannya penyebaran lokal Covid-19 di Indonesia sudah terjadi pada minggu ke tiga bulan januari 2019.
Virus Covid-19 (Corona virus disease) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang baru ditemukan pada akhir tahun 2019 di Kota Wuhan Cina. Kehebohan Informasi terkait penyebaran Covid-19 yang begitu cepat diikuti dengan gejala-gejala yang berdampak hingga pada kematian ini akhrinya tidak terbendung lagi, sehingga menimbulkan responsive dari masyarakat yang beragam.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan "Masyarakat kita agak terbelah, masih banyak yang merasa memiliki sedikit kenungkinan tertular Covid-19 yaitu 33,6 persen," terang Djayadi dana rilis hasil survei yang dilakukan secara virtual.
Namun nayatanya dua tahun belakangan ini menurut perupadata total kasus Covid-19 sudah menyentuh angka kurang lebih 4 Juta Jiwa. Hal ini menjadi duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah selaku pemangku kebijakan merespon dengan menerapkan Pemabatasan Aktifitas Masyarakat sampai dengan hari ini demi mengurangi penyebaran Covid-19. Kebijakan tersebut perlahan memaksa perubahan yang begitu signifikan dan mengarahkan pada nomal baru atau new normal.
New Normal adalah sebuah tahapan baru dimana masyarakat dapat hidup berdampingan dengan Covid-19 tetntunya dengan aturan protokol kesehatan yang wajib diikuti, kalimat ini pertama kali disampaikan Presiden RI Saat memimpin rapat kabinet terbatas lewat video conference, Rabu (27/5/2020), Jokowi bahkan sudah meminta jajarannya untuk lebih mengintesifkan sosialisasi terkait normal baru tersebut. "Saya minta protokol beradaptasi dengan tatanan normal baru yang sudah disiapkan oleh Kemenkes ini disosialisasikan secara masif kepada masyarakat," katanya.
Hal tersebut terlihat dengan diberlakukannya penerapan protokol kesehatan dan sistem pembatasan aktivitas masyarakat seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Penebalan PPKM Mikro, PPKM Darurat, dan PPKM Level 4. Setiap dari perubahan istilah itu hampir seluruhnya memiliki substansi yang sama, hanya berbeda pada level pengetatan. Perbedaan substansi itu terletak pada pengaturan, seperti jumlah kapasitas, operasional jam, hingga mobilitas warga ke luar daerah.
Pembatasan yang terjadi ini menyebabkan dampak besar bagi sektor vital seperti pada sektor Ekonomi. Seperti halnya pada aktivitas ekonomi yang meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi serta menurunnya aktivitas kunjungan tempat wisata lokal yang ada di Indonesia.
Begitu pula yang terjadi pada sektor pendidikan juga mengalami perubahan besar seperti diberlakukannya pembelajaran dari rumah melalui via online atau pembelajaran Daring (Dalam Jaringan), hal ini menjadi begitu memprihatinkan mengingat pendidikan merupakan hal yang begitu kerusial, tidak hanya perihal pada ilmu pengetahuan tetapi juga pada pembangunan kerakter generasi bangsa.
Infrastruktur telekomunikasi menjadi sebuah infrastruktur paling belum terlalu maksimal di era New Normal ini. Pada masa berjauhan seperti ini, semua kegiatan bergantung dengan kecanggihan teknologi. Diantaranya peternak yang menjual hasil ternaknya melalui online hingga belajar dan bekerja dari rumah saja. Industri masa depan global berbasis informasi, telekomunikasi, dan teknologi. Bahkan bank swasta di Indonesia mulai melakukan restrukturisasi kredit hingga mendorong nasabah melakukan transaksi via digital.
Menteri Kominfo Johnny G. Plate menegaskan Pemerintah telah membuat proyek besar pembangunan infrastruktur internet di 12.548 desa yang belum terjangkau akses internet. Kemudian akan dibangun Kominfo di wilayah terluar, tertinggal, terdepan atau 3T, pemenuhan akses internet di 9.113 desa dan kelurahan. Sedangkan di wilayah komersial atau non-3T, menjadi komitmen operator seluler untuk menyelesiakan pembangunan infrastruktur TIK secara simultan di 3.435 desa dan kelurahan.
Kenyataan hari ini infrastruktur Teknologi di Indonesia belum begitu maksimal. sebagai organisasi Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Islam tidak hanya hadir mengawasi program-program pemerintah serta kebijakannya tetapi juga hadir menawarkan ide dan gagasan kepada pemerintah hal ini terlihat dalam kegiatan Advance Training Badko HMI Riau-Kepri. Dengan harapan apa yang dicanangkan pemerintah tepat sasaran dalam pemulihan ekonomi dimasa pandemi yang sedang berlangsung di era New Normal ini.