Porospro.com - Batik menjadi salah satu kerajinan khas asal Indonesia yang kini sudah mendunia, salah satunya adalah Batik Ruzza asal Pekalongan.
Pemilik Toko Batik Ruzza, Muhammad Arif Budiyanto menceritakan, bisnis Batik Ruzza merupakan bisnis turun temurun.
Dulunya, bisnis ini merupakan jasa konveksi untuk menjahit produk batik yang hasilnya dikirimkan ke berbagai toko batik.
Namun di tahun 2015, bisnis ini diturunkan kepada Arif dan akhirnya ia berani untuk menjual sendiri produk yang sudah dijahitnya di Shopee.
"Batik untuk anak itu susah dicari, karena jarang sekali ada penjual yang fokus di batik anak. Sejauh ini lebih banyak penjual batik untuk remaja dan dewasa di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/10/2021).
Awalnya Arif menjual batik anak namun karena konsumen meminta batik dewasa dengan motif batik kembar dengan anak, Batik Ruzza melebarkan sayap menjual batik dewasa. Tidak hanya batik dewasa, banyak konsumen meminta Arif untuk membuat batik untuk balita.
Sementara itu, Batik Ruzza sudah bergabung di Shopee sejak 2015, di tahun yang sama Shopee diluncurkan. Arif mengunduh Shopee awalnya untuk belanja namun akhirnya dia mencoba mengembangkan bisnis batik secara digital di Shopee.
"Dengan perkembangan batik sekarang, berjualan di platform e-commerce seperti Shopee membantu saya untuk menjangkau pasar lebih luas lagi bahkan sampai ke luar negeri. Saya juga bangga bisa membawa warisan budaya Indonesia ke mancanegara," imbuhnya.
Bersama Program Ekspor Shopee, Batik Ruzza juga kini telah berhasil menjangkau berbagai negara termasuk Malaysia dan Singapura. Arif merasa bangga bisa mencari rejeki sambil membawa budaya Indonesia ke panggung dunia bersama Shopee.
Sebelum diadakan Program Ekspor Shopee, Batik Ruzza mendapatkan beberapa pembeli dari Malaysia dan Singapura yang mengunduh aplikasi Shopee Indonesia hanya untuk membeli produk batik.
Mereka rela mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pengiriman dari Indonesia ke Malaysia dan Singapura.
Arif mengaku, setelah bergabung dengan Program Ekspor Shopee di bulan Maret 2020, pembelinya terdahulu merasa semakin dimudahkan untuk membeli produk Batik Ruzza melalui aplikasi Shopee di negara mereka masing-masing.
Sayangnya, pandemi memberikan dampak cukup besar bagi usaha Batik Ruzza milik Arif, namun ia tidak menyerah begitu saja. Arif berusaha untuk tetap terus bertahan hingga produknya dapat terus dibeli oleh konsumen dengan berbagai strategi.
Platform Shopee awalnya diunduh Arif dalam memberikan kemudahan baginya untuk berbelanja berbagai produk. Sampai akhirnya Arif tertarik menjual produk hasil jahitannya di Shopee.
Dalam perkembangan bisnis Batik Ruzza di Shopee, Arif dibantu oleh 20 karyawannya yang terdiri dari penjahit dan dan tim pengemasan.
Batik Ruzza membeli kain batik dari pengrajin kain batik lokal di pekalongan. Arif membeli kain batik di pengrajin langganan orang tuanya.
Arif juga dibantu oleh komunitas penjahit di Pekalongan. Ada yang bekerja langsung di rumahnya dan ada yang menjahit produknya di rumah masing-masing. Kebanyakan merupakan ibu rumah tangga tetapi ada juga penjahit laki-laki.
"Semua usaha butuh proses. Jangan tergoda pada sesuatu yang instan. Karena jika menginginkan sesuatu yang instan, bisa hilang juga secara instan. Seperti usaha Batik Ruzza, awalnya penjualannya belum seberapa di Shopee. Namun kita tetap menghargai proses dan tidak menyerah, ditambah lagi dengan bantuan edukasi dan pendampingan dari tim Shopee. Batik Ruzza bisa ada di posisi sekarang ini," tuturnya.
Informasi saja, Batik Indonesia yang ditetapkan UNESCO pada tahun 2009 sebagai Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity memiliki nilai ekspor tinggi di tahun 2020.
Pertumbuhan nilai ekspor batik ini disebabkan semakin banyaknya kategori produk batik.
Berdasarkan potensi tersebut, industri kerajinan dan batik didukung oleh Pemerintah sebagai salah satu sektor yang dapat menjadi penopang agenda Pemulihan Ekonomi Nasional.
Arif menilai batik sebagai sebuah warisan otentik budaya Indonesia yang harus dipertahankan, bahkan harus terus dikenalkan dan meluas hingga ke mancanegara.
Agar bisa sampai pada tahap itu, kita sebagai masyarakat Indonesia harus bangga dengan produk lokal kita terutama batik.
"Kita harus lebih percaya diri dalam menggunakan produk lokal terutama batik. Dulu orang menggunakan batik hanya untuk pergi ke acara formal, anak-anak muda sekarang harusnya bisa lebih percaya diri dalam menggunakan batik," katanya.
"Apalagi sekarang masyarakat internasional juga sudah banyak yang membeli produk batik karena produk berarti produk batik itu menarik. Semoga semakin banyak pengrajin lokal dapat semakin berkembang, fokus menjual batik di negeri sendiri bahkan sampai ke luar negeri seperti usaha batik kami," pungkasnya.
Sumber: CNBC Indonesia