Porospro.com - Diversifikasi bisnis sudah dilakukan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) lewat pendirian anak dan cucu usaha dalam kurun tiga bulan terakhir.
Pada 30 Agustus 2021, DEWA melalui anak usahanya, PT Dire Pratama dan PT Dire Pratama Services mendirikan perusahaan baru yakni PT Dire Terminal Indonesia yang bergerak di bidang pelayanan kepelabuhan laut.
Sekretaris Perusahaan DEWA, Mukson Arif Rosyidi mengungkapkan pendirian PT Dire Terminal Indonesia untuk memperkuat struktur bisnis dan pengembangan usaha Dire.
"Ada potensi atau peluang yang cukup besar untuk pengelolaan pelabuhan umum di wilayah Indonesia." kata Mukson kepada Kontan.co.id, Jumat (8/10/2021).
Dia melanjutkan, ke depannya Dire Terminal Indonesia diharapkan dapat menjadi operator dan pemilik pelabuhan. Kontan.co.id mencatat, Dire Pratama memiliki 99% saham DTI, sementara Dire Pramata Services memiliki 1% saham sisanya.
Kemudian, pada 7 Oktober 2021 DEWA bersama anak usahanya, PT Dire Pratama mendirikan anak perusahaan baru dengan nama PT Darma Reka Teknik.
Adapun, Darma Henwa memiliki 99,90% saham, dan PT Dire Pratama memiliki 0,10% saham.
Mukson mengungkapkan, Darma Reka Teknik nantinya bakal bergerak di bidang layanan reparasi mesin baik untuk keperluan khusus seperti pertambangan maupun untuk keperluan umum.
"Pendirian anak perusahaan baru, PT Darma Reka Teknik, akan memperkuat struktur bisnis dan meningkatkan nilai tambah Perseroan di masa yang akan datang," jelas dia.
Mukson melanjutkan, ada peluang cukup besar bagi Darma Reka Teknik dalam bidang usaha reparasi mesin ini di Indonesia.
Kehadiran dua anak usaha baru ini pun diharapkan bisa mendongkrak kinerja DEWA ke depannya. Kendati demikian, Mukson masih belum bisa merinci lebih jauh soal proyeksi kontribusi dua anak usaha ini nantinya.
"Saat ini kami belum bisa menyampaikan besaran kontribusi dari pendirian anak perusahaan ini, namun kami yakin bahwa dengan melakukan langkah diversifikasi usaha ini akan dapat meningkatkan nilai tambah Perseroan di masa yang akan datang," imbuh Mukson.
Mengutip pemberitaan Kontan, mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada kuartal pertama tahun ini. DEWA menorehkan laba bersih sebesar US$ 0,88 juta atau tumbuh 26,9% ketimbang kuartal pertama tahun sebelumnya US$ 0,69 juta.
Sementara pendapatan DEWA turun 10% menjadi US$ 73,8 juta jika dibandingkan pada kuartal pertama tahun 2020 senilai US$ 82 juta.
Dari segi operasional, emiten jasa pertambangan ini mencatatkan peningkatan pada volume pemindahan material menggunakan fleet produksi sebesar 26,4% menjadi 16,3 juta bcm, dari 12,9 juta bcm di kuartal pertama 2020.
Selanjutnya, volume produksi dari subkontraktor turun signifikan menjadi 11,0 juta bcm dari 22,7 juta bcm di kuartal pertama 2020.
Adapun total volume pemindahan material turun 23,3% menjadi 27,3 juta bcm dari 35,6 juta bcm. Hal ini disebabkan karena DEWA menghentikan subkontraktor di Proyek Bengalon pada pertengahan tahun 2020 karena kontrak yang tidak ekonomis.
Akibatnya dari sisi keuangan, DEWA mampu meningkatkan margin meskipun volume produksi dan pendapatan turun.
DEWA menargetkan 100% volume produksi menggunakan fleet produksi dalam waktu 2 tahun ke depan.
Untuk mencapai hal tersebut, DEWA merencanakan program perbaikan dengan menempatkan lebih banyak peralatan, melalui pendanaan internal dan pinjaman eksternal.
Tahun ini, DEWA melakukan ekspansi pekerjaan di wilayah Kalimantan Selatan yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan kinerja di kuartal mendatang.
DEWA juga telah berinvestasi dalam peralatan pertambangan yang diharapkan dapat meningkatkan volume pada proyek-proyek tersebut dan mencapai kinerja keuangan yang lebih baik di semester kedua tahun 2021.
Sumber: kontan.co.id