Porospro.com - Jadi salah satu daerah yang sukses tarik wisatawan mancanegara, Bali tetap alami kerugian selama pandemi Covid-19 mulai muncul di Indonesia.
Pandemi Covid-19 mengakibatkan kemerosotan dan kerugian berbagai sektor di tanah air, salah satunya ekonomi.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani sebut bahwa Bali alami kerugian dengan turunnya pemasukan hingga Rp. 140 triliun, atau yang setara dengan US$10 miliar.
“Kerugiannya bisa dilihat saja rata-rata untuk spending di Bali itu US$1.500 dikali saja dengan jumlah wisatawan mancanegara sekitar 7 juta orang. Iya sekitar kurang lebih US$10 miliar,” terang Hariyadi dilansir dari CNN Indonesia pada Kamis (14/10/2021).
Salah satu penyebab dari kerugian itu adalah tingkat hunian pada hotel yang turun secara signifikan.
Jumlah hotel yang beroperasi hanya capai 15 persen. 85 persen lainnya kebanyakan tutup, begitu juga dengan restoran juga ritel yang merosot. Total wisatawan yang pergi ke Bali hilang hingga 6 juta orang.
Jika wisatawan nusantara kembali kunjungi Bali, ditargetkan okupansi hotel akan naik sampai 40 persen.
Untuk wisatawan mancanegara target yang dipasang adalah 40 persen di Oktober 2022.
Dengan kembali dibolehkannya wisatawan mancanegara untuk kunjungi Indonesia terutama Bali, semua pihak diharap untuk tetap jaga situasi dan tak terlalu lepas kontrol.
Karena meski pandemi sudah mulai dapat dikembalikan, tak tutup kemungkinan akan hadapi lonjakan jika sejumlah pihak tak patuh prokes.
Dari pemerintah sendiri telah buka buka gerbang menuju Bali bagi wisatawan secara resmi sejak 14 Oktober 2021.
Wisatawan yang datang juga dibatasi, yaitu 19 negara asal dengan berbagai pertimbangan.
Sejumlah hotel juga telah siap sedia untuk jadi kawasan karantina bagi wisatawan mancanegara yang akan masuk ke Indonesia.
Sumber: Prokabar.com