Porospro.com - Mustafa Kemal Ataturk jadi sorotan usai diusulkan jadi nama sebuah jalan di DKI Jakarta.
Rencana penyematan tokoh asal Turki ini menimbulkan kontroversi dari sejumlah pihak, diantaranya adalah MUI dan PKS. Mereka berdua kompak menolak usulan tersebut.
Usulan penggantian nama jalan itu dikemukakan oleh Duta Besar Indonesia untuk Ankara, Muhammad Iqbal.
Disebutkan Indonesia berencana mengganti nama jalan di daerah Menteng, Jakarta, dengan nama Mustafa Kemal Ataturk.
Presiden Turki mungkin akan meresmikannya secara langsung saat datang ke Jakarta awal tahun depan.
Meski usulan sudah dikemukakan, Pemprov DKI dan KBRI Ankara disebut masih menunggu kepastian nama yang akan digunakan sebagai jalan.
Penamaan jalan menjadi Mustafa Kemal Ataturk pun mendorong tanda tanya baru. Siapa sebenarnya dia dan bagaimana kiprahnya saat memimpin Turki?
Biografi Mustafa Kemal Ataturk
Seperti dilansir BBC dan buku 'Pemikiran Politik Islam' yang ditulis oleh Dr Muhammad Iqbal, Mustafa Kemal Ataturk lahir pada 1881 di kota Salonika (saat ini Yunani) yang berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman. Ayah Ataturk sempat menjadi seorang pejabat dan kemudian berprofesi sebagai pedagang kayu.
Di usia ke 12 tahun, Mustafa Kemal Ataturk menempuh pendidikan militer dan berlanjut belajar di akademi militer di Istanbul hingga lulus pada tahun 1905.
Mustafa Kemal Ataturk Mulai Revolusi Turki
Sebagai lulusan akademi militer, Mustafa Kemal Ataturk turun sebagai prajurit untuk melawan Italia di Libya. Dia juga terlibat dalam Perang Balkan (1912 - 1913). Pada 1915, dia dan pasukannya memukul mundur invasi Sekutu di Dardanelles.
Pada Mei 1919, Mustafa Kemal Ataturk memulai sebuah revolusi nasionalis di Anatolia, mengorganisir perlawanan terhadap penyelesaian damai yang diberlakukan di Turki kepada sekutu. Revolusi ini juga difokuskan untuk melawan upaya Yunani untuk merebut Smirna dan daerah pedalamannya. Kemenangan atas Yunani memungkinkan Ataturk untuk mengamankan revisi penyelesaian damai dalam Perjanjian Lausanne.
Mustafa Kemal Ataturk sempat diasingkan. Dalam pengasingannya itu, dia terus bercita-cita untuk melakukan revolusi di negaranya.
Mustafa Kemal Ataturk Hapuskan Kesultanan Utsmaniyah
Pada 1921, Mustafa Kemal Ataturk mendirikan pemerintahan sementara di Ankara. Pada 1924, Kesultanan Utsmaniyah secara resmi dihapuskan dan Turki menjadi republik sekuler, di mana Mustafa Kemal Ataturk adalah presidennya.
Hancurnya sistem khilafah yang dianut dalam Kesultanan Utsmaniyah mendapat kecaman dari banyak tokoh Islam, seperti Abu Al-Kalam Azad, Muhammad Ali, dan Shaukat Ali.
Sementara itu, ada pula tokoh-tokoh yang mendukung Mustafa Kemal Ataturk lantaran menjadi tokoh yang dapat melepaskan Turki dari dogmatisme.
Usai menghancurkan sistem khilafah di Turki, Mustafa Kemal Ataturk meluncurkan program reformasi sosial dan politik revolusioner untuk memodernisasi Turki. Reformasi yang dilakukan mencakup emansipasi wanita, penghapusan semua institusi Islam dan pengenalan kode hukum Barat, pakaian, kalender dan alfabet, menggantikan tulisan Arab dengan yang Latin.
Usai menghancurkan sistem khilafah di Turki, Mustafa Kemal Ataturk meluncurkan program reformasi sosial dan politik revolusioner untuk memodernisasi Turki. Reformasi yang dilakukan mencakup emansipasi wanita, penghapusan semua institusi Islam dan pengenalan kode hukum Barat, pakaian, kalender dan alfabet, menggantikan tulisan Arab dengan yang Latin.
Sementara itu, Mustafa Kemal Ataturk menerapkan kebijakan reformasi di luar negeri, yakni dengan kebijakan netralitas, menjalin hubungan persahabatan dengan tetangga Turki.
Mustafa Kemal Ataturk juga mendirikan rezim partai tunggal yang berlangsung hingga tahun 1945.
Saat nama keluarga diperkenalkan di Turki pada 1935, Mustafa Kemal Ataturk diberi nama belakang Ataturk, yang berarti 'Bapak Turki' lantaran berjasa membawa Turki sebagai negara modern. Dia meninggal dunia pada 10 November 1938.
Sumber: detik.com