Porospro.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menanggapi polemik suara azan di Jakarta yang disorot media asing. Menurut Muhaimin, persepsi suara azan bising tersebut muncul di luar negeri, terutama di negara-negara yang mayoritas non muslim.
"Ya orang luar negeri mungkin bisa berpersepsi seperti itu, tapi belum tentu di dalam negeri. Ya kita lihat saja nanti," kata pria yang akrab disapa Gus Muhaimin dalam keterangan tertulis, Senin (18/10/2021).
Gus Muhaimin meminta semua pihak untuk saling menghormati ajaran semua agama termasuk Islam. Di sisi lain, ia juga meminta pihak berwenang untuk mempertegas aturan mengenai lantunan azan di Indonesia seperti yang dilakukan oleh banyak negara mayoritas muslim di dunia.
"Seharusnya ya diatur (lagi), diatur itu begini tidak bareng-bareng, gantian misalnya. Sekarang ini kan kalau bareng-bareng (azan) di detik yang sama nggak bisa didengerin memang mau dijawab yang mana. Jadi setiap masjid selisih satu menit gitu," usul Gus Muhaimin.
Sebelumnya AFP merilis laporan yang bertajuk 'Piety or noise nuisance? Indonesia tackles call to prayer volume backlash'. Dalam laporan ini disebut salah satu warga Jakarta, Rina, bukan nama sebenarnya, bangun tiap pukul 03.00 pagi karena pengeras suara yang begitu keras dari masjid di pinggiran Jakarta saat azan berkumandang.
Dia mengalami gangguan kecemasan. Rina sering tak bisa tidur, mual saat makan, tetapi takut saat akan menyampaikan keluhannya. Sebab, ia khawatir jika mengatakannya akan dipenjara atau diserang.
Sumber: Detik.com