Prof Trunojoyo Madura Berbagi Tips bagi Hobi Meneliti dan Ingin Dapat Hibah Miliaran Rupiah

Prof Trunojoyo Madura Berbagi Tips bagi Hobi Meneliti dan Ingin Dapat Hibah Miliaran Rupiah

Porospro.com - Sebagai mahasiswa dan dosen di kampus, melakukan sebuah penelitian memang menjadi sebuah kewajiban. Selain itu, pundi-pundi uang hingga miliaran rupiah juga bisa didapatkan para akademisi dari meneliti.

Hal tersebut diungkapkan Prof. Arif Muntasa dan Assoc.Prof. Wahyudi Agustiono, Guru Besar dan Dosen Universitas Trunojoyo Madura.Untuk bisa mendapatkan hasil penelitian yang sukses, seorang peneliti harus memiliki strategi tepat dalam proses pelaksanaan penelitian.

“Termasuk, memuliki passion (semangat) dan tekat yang kuat melakukan sebuah penelitian. Kalau bisa dibilang passion ini seperti istilah bonek. Yang mana keinginan yang kuat harus disertai dengan usaha maksimal,” ujar Arif dalam Webinar Komunitas SEVIMA, Senin (25/10) pagi.

Lantas bagaimana strategi yang tepat untuk mendapatkan hibah penelitian tersebut?

Dalam informasi yang disampaikannya, ada beberapa hal yang harus ditata untuk sukses meneliti dan dapat hibah penelitian:
 
1. Cari ide segar yang bermanfaat

Arif mengungapkan bahwa sebuah penelitian memang membutuhkan sebuah ide yang segar dan cemerlang. Oleh karena itu ide yang dijabarkan harus benar-benar fresh dan tahu arah serta tujuan dari ide yang akan Anda jalankan. Anda harus jelas ketika membuat input yang akan dimasukkan dalam proses penelitian tersebut. 

Selain itu, Anda juga harus memastikan berapa lama jangka waktu yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan proyek penelitian tersebut. Setelah bisa memetakan proses pelaksanaan proyek tersebut, Anda harus bisa memikirkan tentang ekspektasi yang akan muncul ketika hasil penelitian tersebut diketahui dan digunakan oleh banyak orang.

“ide yang harus dilakukan harus memiliki bahasan menarik (interesting) dan merupakan sebuah karya asli (novel). Etika juga harus dijunjung. Sehingga karyanya dapat bermanfaat dan relevan untuk pembangunan serta pengembangan ilmu pengetahuan,” ungkap Wahyudi.

2. Buat rencana penelitian dan penerapan secara matang

Perencanaan sangat penting untuk mendukung kesuksesan penelitian dan pendanaan. Oleh karena itu di sini akademisi bisa belajar dari pengalaman yang sudah dilakukan tersebut. Roadmap ini bisa menjadi salah satu kunci untuk menyatakan arah dan tujuan kemana larinya penelitian yang Anda lakukan.

Selain itu, penelitian diharapkan tidak hanya menghasilkan tumpukan kertas. Tapi juga manfaat bagi lingkungan sekitar.

“Misalnya saya sebagai dosen komputer, berkolaborasi lintas bidang untuk mengembangkan teknologi yang bisa membantu petani jagung di Madura. Ini pengalaman kami dalam meraih hibah ratusan juta rupiah, dan manfaat dari hasil penelitian tersebut tidak hanya menguntungkan kita, tapi juga untuk masyarakat luas,” ungkap Wahyudi.

3. Harus tekun dan pandai menyesuaikan kondisi

Agar proses penelitian tersebut bisa berjalan dengan lancar, akademisi harus tekun menindaklanjuti terkait rencana proyek. Terlebih jika karya tersebut sangat berpengaruh besar terhadap hasil yang terbaik. 

Karena apa yang diteliti, tidak selalu sesuai rencana. Bisa jadi dalam penerapan di lapangan, ada berbagai macam masalah dan tantangan.

“Memang dalam menyusun proposal penelitian, kita kalau bisa sedetil mungkin termasuk menyusun anggaran secara akuntabel. Tapi semua itu harus tetap disesuaikan dengan kondisi lapangan, agar kebermanfaatan bisa maksimal,” lanjut Arif.

4. Publikasikan ke media massa dan masyarakat luas

Penelitian tak seharusnya berhenti pada persiapan keilmuan saja. Namun menurut Prof. Wahyudi, sebuah proses pemenangan hibah akan lebih lengkap jika dikenal oleh media massa. Media massa ini akan membantu penelitian Anda menjadi lebih mudah untuk disebarluaskan manfaatnya kepada banyak pihak. 

“Bagaimana tidak, kita meneliti kan tujuannya hanya mendapatkan penelitian dan ilmu saja yang didapat. Namun Anda juga lebih mudah mendapatkan relasi dan kebermanfaatan yang luas. Media adalah sarana yang cocok untuk membantu itu,” pungkas Wahyudi. rls