Serangan Brutal 'Joker' di Kereta Jepang, Alasan Pelaku Sengaja Ingin Dihukum Mati

Serangan Brutal 'Joker' di Kereta Jepang, Alasan Pelaku Sengaja Ingin Dihukum Mati

Porospro.com - Serangan penusukan dan pembakaran di kereta Tokyo yang dilakukan oleh "Joker Jepang", pada Senin (1/11/2021) digambarkan pemerintah "Negeri Sakura" sebagai insiden mengerikan dan brutal.

Tersangka penyerangan yang berpakaian ala Joker di komik dan film Batman itu menyatakan kekagumannya kepada tokoh antagonis tersebut.

Ia memakai setelan jas ungu, kemeja hijau cerah, dan dasi, yang sangat mirip dengan Joker.

Joker Jepang ini diketahui berusia 24 setelah ditangkap polisi, dengan tuduhan percobaan pembunuhan yang menyebabkan 18 orang dilarikan ke rumah sakit pada Minggu (31/10/2021).

Serangan Joker Jepang memicu kepanikan dan kekacauan di "Negeri Sakura", karena kejahatan yang berupa kekerasan jarang terjadi.

Tayangan TV memperlihatkan penumpang yang ketakutan berlarian di dalam kereta saat asap memenuhi gerbong.

"Dengan pisau yang dibawanya, pria itu menikam sisi kanan dada seorang penumpang pria berusia 70-an yang duduk di kereta, tetapi tidak dapat memenuhi tujuan (membunuhnya)," kata juru bicara kepolisian Tokyo kepada AFP.

"Dia bilang ke polisi bahwa dia ingin dihukum mati dengan membunuh seseorang," tambah juru bicara itu.

Pria tua yang menjadi itu sekarang dalam kondisi kritis setelah ditikam, menurut laporan-laporan media.

Detik-detik serangan Joker Jepang

Juru bicara Pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno pada Senin (1/11/2021) menggambarkan insiden itu mengerikan dan brutal.

Pelaku mengatakan kepada polisi bahwa dia mengagumi Joker, menurut laporan Kyodo News, dan harian Sankei Shimbun.

Dia mengatakan, dirinya "gagal dalam pekerjaan dan pertemanan lalu ingin mati tetapi tidak bisa mati sendiri", tulis Sankei.

Joker yang merupakan musuh bebuyutan Batman, termasuk salah satu psikopat paling terkenal dalam sejarah buku komik.

Lalu, film Joker (2019) memicu kritik atas penggambaran penjahat pembunuh sebagai pahlawan yang terbuang. Otoritas Amerika Serikat (AS) memperingatkan serangan para peniru setelah film itu dirilis.

Sebelum serangan Joker Jepang terjadi, tersangka berjalan di sekitar distrik Shibuya Tokyo, daerah sibuk yang penuh dengan anak muda dengan kostum Halloween, menurut laporan Sankei. Dia berujar sengaja mengenakan pakaian itu khusus untuk penyerangan.

"Pertama saya pikir itu seperti acara Halloween. Tapi saya langsung bergegas pergi ketika seorang pria membawa pisau panjang masuk. Saya sangat beruntung tidak terluka," kata seorang pria yang berada di kereta kepada NHK.

Penyerang melakukan tindakan itu tanpa menunjukkan emosi apa pun, menurut kesaksian seorang penumpang wanita.

"Dia memegang pisau dan mulai menumpahkan cairan," katanya. "Dia melakukan tindakan ini tanpa menunjukkan emosi apa pun, hanya secara mekanis. Saya pikir itu membuat semua orang ketakutan."

Penyerang dilaporkan mengatakan, dia menggunakan serangan penusukan di kereta komuter Tokyo pada Agustus 2021 sebagai referensi. Dalam serangan itu, sembilan orang terluka dan salah satunya serius.

Dalam serangan berbeda yang juga pada Agustus, dua orang menderita luka bakar asam di stasiun kereta bawah tanah Tokyo.

Serangan terburuk Jepang terhadap warga di tempat umum dalam beberapa dekade terakhir adalah pada 1995, ketika anggota sekte Aum Shinrikyo melepaskan gas sarin di kereta bawah tanah Tokyo yang menewaskan 13 orang.

Sumber: kompas.com