Milenial dan Gen Z Jadi Harapan dalam Program Pemulihan Sektor Pariwisata

Milenial dan Gen Z Jadi Harapan dalam Program Pemulihan Sektor Pariwisata
Kemenparekraf RI, Sandiaga Uno

Porospro.com - Milenial dan generasi Z merupakan kelompok masyakarat yang tumbuh dan terbiasa cakap menggunakan teknologi digital.

Pada tahun 2021, generasi Z dan milenial membentuk hampir 54 persen dari 277 plus juta penduduk di negara Indonesia.

Hal itu juga yang membuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia melakukan sosialisasi program yang menargetkan dua kelompok tersebut.

"Dengan demikian, memaksimalkan kompetensi kaum milenial dan generasi Z menjadi faktor kunci keberhasilan pemulihan sektor pariwisata, sekaligus mempercepat terwujudkan lapangan kerja baru untuk pertumbuhan ekonomi," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

Program yang dihadirkan oleh Kemenparekraf ini nantinya akan berfokus pada upaya re-skilling dan up-skilling generasi Z dan milenial dari seluruh kota di Indonesia.

Menteri Sandiaga mengungkapkan, ada empat komponen penting yang menjadi fokus utama kampanye tersebut yaitu program 4 AS. "4 AS berarti Kerja KerAS (Work Hard) berarti mengoptimalkan keterampilan dan kompetensi secara strategis untuk mencapai kesuksesan," kata Sandiaga lewat siaran pers yang diterima Suara.com, Senin (15/11/2021).

Selain Kerja KerAS, ada juga Kerja CerdAS atau Work Smart, Kerja TuntAS atau Work Thoroughly dan Kerja IkhlAS.

Kerca CerAS adalah mampu menggunakan teknologi, digitalisasi, virtualisasi, dan sains untuk mengubah bisnis; Kerja TuntAS berarti menemukan cara-cara kreatif untuk mengusir kebosanan dan ketakutan; dan Kerja IkhlAS atau selalu pastikan untuk melakukan yang terbaik dan serahkan ke Yang Maha Kuasa untuk menentukan hasilnya.

Lewat 4 AS, Generasi Z dan Milenial juga didorong untuk memberikan kontribusi besar terhadap negara.

Karena itu, program ini juga menawarkan serangkaian inisiatif untuk pemberdayaan pemuda di sektor pariwisata dan industri kreatif, termasuk pelatihan teknis, webinar, bimbingan, dan program inkubator, dengan mengacu pada tiga pilar utama Kemenparekraf yaitu Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi.

"Lewat inisiatif-inisiatif ini, kami juga terus berinovasi menggunakan big data untuk memetakan peluang dan potensi anak muda di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kemampuan beradaptasi tentunya menjadi kunci, terutama dalam menghadapi Covid-19."

"Tujuannya, agar generasi muda semakin jeli dalam mengidentifikasi peluang dalam meningkatkan keterampilan mereka di sektor pariwisata, yang akhirnya dapat menciptakan pekerjaan baru untuk pemulihan ekonomi bangsa," tambah Sandiaga.

Sebelum pandemi terjadi, pariwisata merupakan sektor terpenting dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yang menyumbang hampir lima persen dari produk domestik bruto (PDB) negara setiap tahunnya. Namun, industri mengalami tantangan yang sangat berat selama pandemi.

Ketika pandemi memasuki tahun kedua, sektor pariwisata sangat terpengaruh, bahkan sebagian besar dari sektor ini terpaksa berhenti. Hal ini mengakibatkan penurunan 6,67 persen tenaga kerja di bidang pariwisata.

Kemenparekraf juga memperkirakan ada 60 persen peluang kerja pasca-Covid-19 yang masih belum tergarap di Indonesia.

Dengan demikian, penting bagi kaum milenial dan generasi Z untuk terus meningkatkan kompetensinya dalam berbagai skill baru, seperti webinar dan pelatihan kewirausahaan, kerajinan tangan, serta pariwisata dan industri kreatif yang menjadi bagian inti dari program 4 AS Kemenparekraf.

"Kreativitas yang membawa generasi muda untuk semakin cerdas menciptakan pekerjaan, bukan hanya sebagai pencari pekerjaan," tutupnya.

Sumber: suara.com