Masa Pandemi, Perempuan ini Sukses Raup Cuan dari Bisnis Rumahan Jahe Merah

Masa Pandemi, Perempuan ini Sukses Raup Cuan dari Bisnis Rumahan Jahe Merah

Porospro.com - Pantang menyerah dan melawan keadaan ditengah pandemi covid 19 menjadi motivasi Nuratikah agar bisa survive.

Perempuan asal Desa Karangwangi Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon ini, memberanikan diri banting setir dari usaha sebelumnya akibat pandemi Covid-19.

Ibu dua anak ini melihat adanya peluang bisnis jahe merah untuk menaikkan imunitas tubuh ditengah pandemi Covid-19. Minuman tradisional ini dipercaya dapat meningkatkan imun tubuh dan baik bagi kesehatan.

“Awalnya baca artikel Profesor Nidom di internet. Katanya temulawak memiliki kandungan curcuma yang baik untuk menangkal virus. Begitupun dengan jahe, ditambah orang nomor satu pak Jokowiternyata selalu minum jahe merah sebelum beraktivitas, dari situlah saya termotivasi untuk membuat ramuan ini,” tutur Nuratikah, baru-baru ini.

Meski bisnis yang ia geluti diproduksi dari rumahan dibantu dengan dua asistennya. Nyatanya, Nuratikah bisa terus memproduksi jahe merah hingga sekarang. Bahkan produk jahe merah miliknya mudah ditemukan diberbagai marketplace baik online maupun offline.

Bahkan, Nuratikah yang merupakan mitra binaan Bank Indonesia ini memiliki ratusan reseller online hingga penjuru Indonesia.

Dikatakannya, tidak sulit mengolah jahe merah menjadi aneka olahan meskipun dengan alat sederhana.

Sebab yang dibutuhkan adalah ketekunan dan keuletan untuk menghasilkan produksi yang diminati konsumen. Seperti yang diproduksi Nuratikah ini, mulai dari serbuk minuman jahe merah original alias empon-empon, jahe coklat, jahe susu yang dikemas dengan berbagai ukuran, baik dengan aluminimum foil maupun botol dan toples.

“Harga dari mulai Rp25ribu-30ribu, sehari rata-rata bisa produksi 35 kilogram jahe merah, jahe merah ini saya dapat langsung dari petani,” katanya.

Komposisi bahan pembuatan jahe merah empon-empon terdiri dari kunyit, temulawak, kayu manis, cengkeh, sereh, gula merah, dan rempah lain.

“Sebagian besar pemesan jahe merah empon-empon kemudian jahe merah rasa coklat, susu dan kunyit,” ucap Nuratikah.

Sementara, Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat, Herawanto, menyampaikan, lima kunci utama pemulihan ekonomi yang senantiasas dilakukan bersama melalui sinergi pentahelix dengan pemerintah daerah, lembaga (otoritas), masyarakat, pelaku usaha, media massa dan akademisi. 

“Kelima kunci utama tersebut adalah  membangun positive mindset dan semangat sinergitas, menjaga keberimbangan pasar, mendorong kinerja sisi supply khususnya pada sektor ekonomi utama, menghidupkan pariwisata secara terukur, menjaga kelancaran investasi, membangkitkan UMKM, mendorong daya beli masyarakat dan percepatan digitalisasi ekonomi,” tutur Herawanto.

Ditambahkannya, transformasi digital dalam jangka pendek sangat relevan sebagai sebuah solusi di masa pandemi, dan dalam jangka menengah panjang menjadi katalisator peningkatan daya saing dan pencapaian cita-cita untuk mewujudkan visi Jawa Barat sebagai provinsi digital.

Sumber: radarcirebon.com