Porospro.com - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) belum lama ini meluncurkan All New Daihatsu Xenia. Setelah 18 tahun mengusung resep mesin depan dengan penggerak roda belakang (RWD), mobil tersebut mengalami perubahan total.
Jika dibandingkan dengan versi sebelumnya, All New Daihatsu Xenia nampak jauh berbeda. Bodi lama yang cenderung lebih bulat, digantikan dengan wujud baru yang lebih agresif dan sporti. Sementara penggerak roda pindah ke depan (FWD).
Perubahan itu berasal dari sasis baru, yakni Daihatsu New Global Architecture (DNGA). Sasis tersebut sudah tidak lagi asing, mengingat Daihatsu Rocky lebih dahulu menggunakan platform tersebut.
Lantaran Daihatsu Xenia mempunyai basis yang sama dengan Rocky, apakah mungkin "mpv sejuta umat" itu mengusung dapur pacu ramah lingkungan, seperti Rocky eSmart hybrid?
Berdasarkan penjelasan Audi Tarantini, Head of R&D Testing Department ADM, Daihatsu Xenia dengan teknologi hybrid bisa diwujudkan. Pasalnya tren otomotif saat ini sedang dalam tahap transisi, di mana sumber daya yang digunakan lebih ramah lingkungan.
"Semua ada kemungkinan karena kita melihat trennya sekarang juga sudah beralih ke non fossil fuel atau baterai atau hybrid atau electric vehicle," ungkapnya kepada Otosia.com pada sesi jumpa pers ADM di GIIAS 2021, beberapa waktu lalu.
Untuk saat ini, Audi mengatakan bahwa ADM sudah memulai mencari tahu tentang penggunaan teknologi tersebut untuk jalanan Indonesia. Namun untuk waktu peluncuran serta aspek-aspek apa yang diselediki, masih menjadi misteri.
"Untuk ke depannya tentu kami sudah mempertimbangkan. Saya belum bisa mengatakan kapan, tetapi saat ini kami sudah mulai menyelidiki. Apa yang kita selidiki, saya juga belum bisa ungkap untuk saat ini," tuturnya.
Audi juga mengingatkan kembali bahwa baterai pada mobil listrik mempunyai empat kelemahan, mulai dari debu, air, panas, dan getaran. Seluruh hal tersebut ada di Indonesia, membuat penelitian teknologi ramah lingkungan seperti hybrid membutuhkan waktu yang lebih lama.
Yang pasti, teknologi ramah lingkungan ini akan diteliti secara detail dan mendalam. Audi juga menjelaskan bahwa teknologi ramah lingkungan ini nanti bukan serta merta mengambil parts yang sudah ada, dengan alasan bisa jadi tidak sesuai atau tidak kuat di iklim Indonesia.
"Baterai kelemahannya ada empat, yakni air, panas, getaran dan debu. Itu semua ada di Indonesia. Oleh sebab itu saat ini kami sedang mengambil data. Tidak mungkin kita langsung masukkan (sistem hybrid) yang dari Jepang atau dari Thailand. Belum tentu cocok dengan lingkungan Indonesia," sebutnya.
Sebelum peluncuran resmi Daihatsu Xenia, Rocky e Smart hybrid lebih awal debut. SUV kecil itu mengusung mesin WA-VEX tiga silinder yang dikawinkan dengan sebuah motor listrik. Lantaran Xenia dan Rocky mempunyai kesamaan sasis, apakah nantinya Xenia akan memboyong hybrid dari Rocky?
Saat ditanyakan terkait penggunaan teknologi hybrid Rocky e Smart, Audi menyatakan bahwa Daihatsu akan menyelidiki lebih dalam, apakah memungkinkan memboyong teknologi e Smart dari Rocky ke Xenia.
Apabila memang lebih sesuai dan lebih aman untuk menggunakan e Smart hybrid dari Rocky, maka Xenia kedepan kemungkinan besar akan mengusung sistem hybrid yang sama, dan sebaliknya.
"(Untuk) platform DNGA ini kita akan mencoba melihat peluangnya menggunakan basis yang sama. Kalau memang harus dirubah ya dirubah. Jadi demi keamanan dan kenyamanan konsumen," tutupnya.
Sumber: otosia.com