Porospro.com, - Keaktifan anak berkomunikasi sejak dini sangatlah penting dan sangat berpengaruh kepada masa depan mereka. Di era digitalisasi saat ini orang tua salah dalam memberikan permainan kepada sang anak, menenangkannya dengan memberikan handphone.
Hal itu tentu berdampak buruk kepada sang anak, karena, selain kurangnya kasih sayang dan perhatian yang diterima oleh sang anak, juga tidak terjalin komunikasi antara orang tua dan anak lebih intens.
Menyikapi persoalan ini, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kabupaten Indragiri Hilir (DP2KBP3A Inhil), R. Arliansyah melalui Kabid PPA dan PHA, DP2KBP3A Inhil Fitri Astuti, SST, mengatakan, cara seperti ini tidak efektif untuk keaktifan anak dalam berkomunikasi sejak dini.
Ia juga menjelaskan, bahwa orang tua salah memilihkan permainan kepada anak, harusnya yang diberikan kepada anak bagaimana permainan itu bisa membuat perkembangan motoriknya, baik yang halus, maupun yang kasar, dan bagaimana anak-anak bisa menciptakan imajinasi sesuai dengan permainan yang membuat dia juga aktif bergerak.
"Mendampingi anak-anak disaat bermain itu sangatlah penting terhadap kelangsungan perkembangan anak-anak, mndampingi ank dan ikut terlibat didlm aktifitas permainn brrti kita telah melakukan komunikasi dua arah, hal ini akan menciptakan bagaimana anak-anak bisa memberikan komunikasi yang baik terhadap lingkungannya," ujarnya saat ditemui di ruangannya, Selasa (7/12/22).
Kabid PPA dan PHA, DP2KBP3A Inhil ini menuturkan, memilih alat permainn haruslah disesuaikan dengan usia ank apabila salah dlm memberikan alat permainn seperti gadget yang jelas sekali tidak memberikan stimulan terhadap perkembangan baik motoriknya dan itu jga tidak menimbulkan komunikasi 2 arah.
"Nah kita biasanya, gadget itu kan hanya satu arah tuh, sayangnya tidak melatih anak-anak untuk berkomunikasi, menciptakan imajinasi yang baik untuk perkembangan kecerdasannya," sebutnya.
Selain itu, kata Fitri, efek yang negatif yang ditimbulkan oleh gadget sang anak menjadi lebih mudah emosional, tempramen, dan susah diatur.
"Jika terlalu sering menggunakan HP, mereka akan asyik dengan dunianya sendiri, anak-anak seperti itu cenderung menjadi anak-anak yang temperamen, emosional susah diarahkn , hal yang paling meresahkan anak anak tidak mampu berkomunikasi dengan baik sesuai perkembangan diusianya, keterlambatan berbicara, sulit mengucapkan kata-kata yang sesuai apa yang ada dipikirannya sehingga orang dewasa tidak mmahami apa yang diucapkan dan tidak mampu memenuhi keinginannya ini yang menimbulkan dampak yang membuat anak menjadikan ia mudah emosi yang kurang baik (menangis, mengamuk, dan menyakiti dirinya) ," tuturnya.
Kendati demikian, Fitri Astuti mengungkapkan, bahwa untuk membangun keaktifan anak sejak dini orang tua harus selalu memperhatikan anak, meningkatkan kasih sayang dan memantau serta memilihkan dengan tempat permainan yang tepat untuk mereka. Supaya hubungan komunikasi dua arah ini bisa terjalin secara intens antara anak dan orang tua, sehingga perkembangan komunikasi anak sejak dini akan berdampak baik untuk perkembangan kemampuan komunikasinya nanti.
Selain itu, membatasi mereka menggunakan gadget, Fitri menekankan bahwa untuk Balita tidak dibenarkan samas ekali oleh orang tuanya. Karena akan berdampak buruk kepada sang anak baik dari radiasi yang ditimbulkan baik untuk kesehatan mata dan perkembangan otak anak.
"Menurut pendapat saya untuk usia balita tidak dibenarkan sama sekali, dan utk anak-anak di usia sekolah dasar jga mempunyai batasan karena tuntutan metode pembelajaran dimasa pandemi saja atau sekedar saat diperlukannya berkomunikasi jarak jauh, itu pun harus perlu pendampingan dan mempunyai waktu-waktu tertentu di dalam. Penggunaan gadget tsb.seangat brpengaruh sekali gadget itu trhadap prkmbangan serta keaktifan anak dalam berkomunikasi," imbuhnya.