Rumah Hampir Roboh Dan Tak Berlistrik, Daeng Taurat Mengharap Uluran Tangan Dari Pemda

Rumah Hampir Roboh Dan Tak Berlistrik, Daeng Taurat Mengharap Uluran Tangan Dari Pemda

Porospro.com, Natuna_ Bertempat tinggal di Jalan Lemis, RT 005 RW 003 Kelurahan Sedanau Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna Kepulauan Riau. Rabu (15/2/2023).

"Daeng Taurat (61 tahun) seorang kepala keluarga kini tengah membutuhkan uluran tangan dari pemerintah maupun donatur."

Dari pantauan awak media, tampak rumah yang ditempati Daeng Taurat bersama istri dan tiga orang anaknya jauh dari kata layak huni,sebab kondisi rumah hampir roboh dan atap bocor. Selain itu juga tidak ada aliran listrik, sehingga terpaksa menggunakan lampu pelita pada malam harinya.

Bahkan keadaan Daeng Taurat sebagai penyandang disabilitas serta kesulitan ekonomi, dua orang dari anaknya terpaksa putus sekolah.

"Beliau sudah menempati rumah ini selama 8 tahun. Sedangkan untuk kondisi seperti ini sudah 6 tahun. Kalau hujan memang hampir tidak bisa berlindung, basah semua. Selain atap, dari dinding rumah pun masuk tempias air hujan," ungkapnya, 

Menurut pengakuan Daeng Taurat, dengan keterbatasan fisik yang ia miliki dalam memenuhi kebutuhan keseharian beliau dan keluarga ia dibantu istri dan anak-anak.

"beliau tidak bisa berjalan normal,kalau jalan menggunakan tongkat. Jadi istri yang bekerja menjadi pemecah batu, dibantu anak-anak juga," sebutnya.

Meski keterbatasan ruang gerak, Daeng Taurat memiliki niat untuk bisa beraktivitas menangkap ikan di laut. Namun, ia tidak memiliki sarana dan prasarana kerja tersebut,sehingga ia berharap uluran tangan pemerintah untuk memfasilitasi beliau untuk mencari nafkah. Ucap beliau.

Untuk itu Beliau berharap sebesar-besarnya kepada pemerintah daerah untuk bisa memfasilitasi beliau dengan bantuan pompong, supaya saya bisa berkerja dan mengumpulkan uang untuk memperbaiki rumah yang bocor dan bisa membantu mengurangi beban istri dan anak saya. terang beliau

"Saya sering menangis melihat istri dan anak anak saya berkeja membelah batu untuk kehidupan kami sehari hari. Karena ketidak mampuan pisik, saya tidak mampu untuk membantu mereka."

Anak-anak yang seharus nya bisa bermain dan bersekolah dengan anak-anak yang lain,kini ikut ibunya memecah batu untuk menyambung hidup."

Saya mohon untuk pemerintah tolong datang kerumah saya dan liyat keadaan saya dan keluarga saya, biar tau apa yang saya alami selama ini." (eko)