Porospro.com - Dunia sedang menghadapi pandemi virus Covd-19. Beragam informasi seputar virus Covid-19, cara penanganan, dan pencegahannya membanjiri media mainstream dan sosial media.
Namun demikian, masyarakat harus bersikap bijak untuk memilih dan memilah beragam informasi.
Pastikan informasi yang benar didasari oleh fakta dan bukti ilmiah agar dapat dipertanggungjawabkan untuk kesehatan dan keselamatan bersama.
Salah satu informasi yang banyak tersebar adalah kontraindikasi penggunaan imunobooster pada Covid-19.
Informasi tersebut menyatakan bahwa penggunaan imunobooster berbahan echinacea dapat meningkatkan interleukin-6 yang dapat memperparah Covid-19.
Menurut siaran pers dari dr. Inggrid, pada 24 Maret 2020 menyebutkan, berdasarkan hasil penelusuran, pesan gambar/image yang telah beredar tersebut tidak memiliki sumber yang jelas.
Postingan tanpa sumber yang jelas tersebut, dinilai tidak bertanggung jawab dan tidak layak disebarkan.
Imunobooster atau juga dikenal dengan istilah imunostimulan merupakan substansi (obat maupun nutrien) yang berfungsi untuk memacu tubuh dalam meningkatkan sistem imun terutama sistem fagositik dengan meningkatkan perlawanan terhadap patogen untuk mencegah terjadinya infeksi.
Stimuno yang berbahan Phyllanthus Niruriatau meniran, bukan termasuk klasifikasi imunobooster yang tertulis. Stimuno adalah imunomodulator yang artinya memperbaiki sistem imun.
Justru pada saat ini, imunomodulator diperlukan untuk menjaga sistem imun dalam menghadapi Covid-19.
Dr. Raymond R. Tjandrawinata, Molecular Pharmacologist dan Peneliti Biomolecular Sciences sekaligus Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) yang merupakan lembaga riset Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) mengatakan, “Dari hasil uji klinik yang dilakukan di beberapa negara termasuk Indonesia, Stimuno aman digunakan untuk pencegahan penyakit virus.”
Covid-19 adalah salah satu penyakit yang diakibatkan oleh virus corona dan sudah dimasukkan sebagai pandemi dunia baru-baru ini oleh WHO. Stimuno merupakan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang menggunakan bahan baku meniran.
Data-data yang dipublikasi di jurnal ilmiah menunjukkan, Stimuno tidak meningkatkan sitokin pro-inflamasi interleukin-6 yang disekresi oleh makrofag teraktivasi.
Sejauh ini, Stimuno merupakan satu-satunya imunomodulator yang mendapat sertifikat Fitofarmaka di Indonesia.
Sebagai persyaratan memperoleh sertifikat Fitofarmaka, Stimuno telah lulus uji klinis pada berbagai kondisi penyakit seperti TB Paru, ISPA, PPOK, dan juga pada infeksi virus seperti Hepatitis B, Herpes zooster dan Varicella.
Bahkan keamanan dan efektivitas Stimuno untuk penggunaan jangka panjang juga sudah dibuktikan melalui uji klinis pada penelitian “Keuntungan Klinis Phyllanthus niruri L (Meniran) sebagai Imunostimulator Pada Pasien TB Paru” oleh Munawar ML dkk.
Uji klinis ini menunjukkan bahwa Stimuno tidak memiliki efek samping secara signifikan pada penggunaan jangka panjang selama enam bulan.
Dengan demikian Stimuno sebagai imunomodulator dapat digunakan untuk memperbaiki sistem imun untuk pencegahan maupun terapi pada pasien dengan berbagai infeksi virus.
Sumber: tempo.co