Porospro.com - Ketua Panitia Kurban DPRD Riau, Sugeng Pranoto, menyayangkan adanya pemberitaan yang memfitnah pihak panitia menyebarkan kupon palsu.
"Kami panitia ini bekerja ikhlas dan tulus, bagaimana sumbangan para donatur ini bisa sampai ke sasaran kita, tapi malah ada kejadian-kejadian begini. Tapi Alhamdulillah, panitia sudah saya tenangkan dan saya minta untuk bersabar,” ujar Sugeng Pranoto.
Sugeng Pranoto menceritakan, saat pembagian daging qurban yang berjumlah total 1.000 kupon, ada salah seorang oknum wartawan yang memiliki nomor kupon 921.
"Jadi, oknum wartawan ini nomor kuponnya 921, pas di cek nomor 921 sudah tercoret, artinya sudah diambil, jadi panitia tidak mau memberikan daging," ujar Sugeng Pranoto.
Panitia tersebut, diakui Sugeng Pranoto, sudah melaporkan hal ini kepada dia. Tapi, Sugeng Pranoto mengatakan bahwa itu nanti saja diurus, karena masih banyak yang belum dibagikan.
Ketika antrean kupon sudah selesai, panitia tadi menyampaikan ke Sugeng Pranoto dan menunjuk oknum wartawan yang mengklaim 'kupon palsu' tersebut.
"Jadi dia bilang gini, 'pak, itu orang yang bilang kupon palsu,’ sambil nunjuk orangnya. Tapi, pas panitia ini ngomong, orangnya langsung pergi, bukannya nyamperin saya," jelas Sugeng Pranoto.
Harusnya, kata Sugeng, kalau memang ada kekurangan dalam pelaksanaan pembagian daging qurban, laporkan saja ke Sugeng. Dan Sugeng pasti akan mencarikan solusinya.
Sayangnya, oknum wartawan itu menulis di berita dan mengatakan bahwa Sugeng Pranoto mengelak untuk menanggapi itu.
Bahwa, berita itu dishare dan dinaikkan di media-media lain yang tidak pernah melakukan konfirmasi ke Sugeng Pranoto.
"Dia aja tidak ada komunikasi sama saya, buktinya pas dibilang sama staf tadi, malah menjauh. Jadi saya pikir, dia seolah-olah kayak tidak mau tabayyun gitu loh, artinya kalau dia mau daging, saya pasti kasih. Jangan gara-gara satu daging bungkus begini, saya difitnah," jelas Sugeng.
Sugeng menambahkan, persoalan yang dialami ponum wartawan tersebut sebenarnya wajar saja. Karena, situasi yang ramai, sehingga ada kesalahan panitia dalam mencoret nomor kupon.
"Misalnya gini, nomernya kan 921, mungkin pas dibilang 927, tercoret 921. Jadi daging nomor 921 diambil sama 927, sementara yang 927 belum tercoret," tuturnya.
Dan kekeliruan ini sebenarnya terjadi juga di nomor lain, tapi orang itu memilih untuk tabayyun dan pihak panitia tetap memberikan daging tersebut di akhir acara.
"Kita ini kan harus memaklumi juga situasi tadi, saya, panitia, dan oknum wartawan yang nulis berita itu kan bukan malaikat, wajar saja kalau kita buat kesalahan. Itu kan bukan kesalahan yang disengaja," tuturnya.
"Saya kan tidak bisa juga mengeras di pembagian daging itu, kita harus fleksibel karena yang dilayani panitia itu masyarakat, kita tidak bisa kaku," tutupnya. (Advertorial)