Porospro.com - Semringah, mengesankan, pokoknya asiknya gak ketolongan! Kira-kira begitulah kesimpulan saya nongki dengan pengurus LPM Amulet Unisi kemarin sore.
Pada kencang semua ketawa kita hari itu, duduk di tepi laut nyambil menyeruput Es Kopyor, Parit 13 Tembilahan, lebih dari cukup untuk sekedar melepas rindu.
Dulu saya juga pengurus LPM Amulet, tahun 2012-2014, saya banyak belajar ilmu jurnalistik dari UKM ini, teman-teman seangkatan saya juga demikian. Banyak jurnalis profesional di Riau ini jebolan LPM Amulet.
Pertemuan sore kemarin itu memang sudah direncanakan, janjian sejak dua hari sebelumnya, Kamis (12/10/2023). Saya yang telpon Irma, Ketua LPM Amulet sekarang. Dia pun setuju.
Saya datang lebih awal, sekira pukul 16.00 WIB. Selang beberapa menit, satu-persatu mereka tiba, pastinya duduk satu meja. Pesan minum es semua, saya sendiri pesan Es Kopyor tanpa sirup. Memang, terik matahari hari itu kebetulan cerah, suhunya sangat panas. Padahal tidak kelihatan ada pawang hujan di sana.
Irma duduk tepat di samping kanan saya, sementara di kiri awalnya kursi kosong. Sempat berfikir, mungkin teman-teman lain agak sungkan duduk berdampingan dengan saya. Tapi, tidak lama kemudian, Bemby datang, dia mengisi kursi di kiri tadi. Sepertinya memang sudah diformat begitu.
Ya, sebelumnya hanya dia berdua yang saya kenali. Dari silaturrahmi itu, barulah kami saling mengenal dengan pengurus lainnya. Dapat dibayangkan berapa lama saya tidak lagi menyapa mereka.
Irma bercerita, sejak mengenalkan LPM Amulet kala PKKMB baru-baru ini, dan dibuka pendaftaran untuk peserta baru, anggota Amulet tiba-tiba membludak, jumlahnya sampai 50an orang. Belum ada sejarah LPM Amulet punya anggota sebanyak ini.
Biasanya, paling banyak 10-15 orang saja. Bahkan zaman saya dulu, tidak pernah sampai 10 orang dalam satu periode. Cerita ini tentu saja saya apresiasi, meski raut wajah Irma sendiri agak sumbang, antara senang dan bingung.
"Soalnya kami ini perlengkapannya kurang mendukung. Contoh bang ya, kalau liputan bikin visual reporter, kami masih pakai alat pribadi masing-masing," curhat Irma.
Topik bahasan saya dengan pengurus Amulet memang tidak bicara happy semua. Irma yang tidak pindah-pindah dari kanan saya juga banyak curhatnya; salah satu diantaranya lagi adalah persoalan sedang mengusulkan sekretariat.
Saya sempat kaget loh! Sekretariat pun Amulet belum ada, jauh sekali atribut-atribut di dalamnya. Padahal, pihak kampuskan bisa memanfaatkan organisasi ini sebagai salah satu wadah promosi kampus.
"Sudah kami usulkan bang, mudah-mudahan lah dapat," ucap Irma.
"Kepengen juga kami punya sekretariat, kayak BEM dan UKM-UKM yang lain," sambungnya.
Saya mah apa atuh! Jadi pendengar setia aja. Waktu tak terasa sudah pukul 18.00 WIB, tidak lama lagi Azan Maghrib. Kita pun bubar, pulang ke rumah masing-masing. Sampai-sampai lupa mau foto bersama. Padahal, salah satu hajat saya mau pencitraan ke Rouf Azizi, ketua saya dulu waktu masih di LPM Amulet.
Sekarang Rouf Azizi di Rengat, Kabupaten Inhu. Dia adalah Jurnalis dan tergabung di PWI Kabupaten Inhu, sudah lulus Uji Kompetensi Wartawan (UKW) tingkat Madya.
Selain itu, dia juga memiliki perusahaan media sendiri/CEO di RiauKarya.com. Jabatan lainnya juga ada, dia sebagai Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Inhu. Apa lagi ya! Oh iya, dia juga pembicara/pemateri nasional untuk urusan teknologi informasi.
Sebanarnya masih banyak para alumni LPM Amulet Unisi sukses berkarir, tidak hanya di perusahaan media, tapi di berbagai bidang.
Semoga, organisasi yang selalu kreatif berinovasi ini terus berkembang dan mendapat pembinaan, perhatian, serta support dari segala kegiatan, aaminn!!
Penulis: M. MIRWAN