Penjual Masker Motor Meroket 400 Persen, Dulu dicuekin sekarang Jadi Buruan

Penjual Masker Motor Meroket 400 Persen, Dulu dicuekin sekarang Jadi Buruan

Porospro.com - Andri, pengguna skutik Yamaha Aerox terlihat berhenti di pinggir jalan dan mengarahkan pandangannya ke beberapa sudut. Rupanya dia mencari tukang masker motor yang biasa mangkal di pertigaan Maple Park Apartment Sunter Kemayoran, perbatasan Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.

Lokasi tepatnya di seberang wisma atlit yang kini menjadi penampungan dan isolasi pasien terinfeksi virus corona atau COVID-19

"Tukang masker di sini ke mana ya mas? Biasanya mangkal di sini, sekarang saat virus corona mewabah malah tidak ada. Padahal saya lagi butuh masker buat keluarga saya. Kalau saya sendiri dan istri sudah ada. Giliran tidak beli dia ada. Tapi giliran lagi perlu, malah dia enggak jualan di sini, he-he-he," kata Andri.

Si tukang makser motor yang bernama panggilan Cepi, tidak lagi terlihat di perempatan Maple Park Apartment Sunter Kemayoran, Jakarta Pusat. Saat otosia beberapa kali melintas, Cepi nampak menjajakan dagangannya dengan hanya satu rak kecil. Tidak banyak pemotor yang berhenti dan membeli maskernya sebelum ada pandemi COVID-19.

Di saat kondisi normal, dagangannya tidak selaris sekarang. Padahal lapaknya persis berada di jalur padat dan macet lampu merah arah Danau Sunter, Jakarta Utara. Setiap pengendara yang jalan tersendat di sebelah kiri pasti melihat sosok Cepi bersama masker dagangannya. Jaraknya hanya 1,5 meter dari deretan kendararaan yang merayap di sisi kiri.

Namun kini Cepi tidak lagi ada di situ di saat banyak pengendara sangat membutuhkan masker yang dia jual. Gara-gara corona, dagangan cepi sekarang jadi buruan banyak orang. Tapi jangan harap Cepi ada lagi di situ. Cepi kini menyingkir ke tempat yang diizinkan berjualan.

"Tadinya di situ, tapi enggak boleh. Pindah ke kawasan bundaran masjid Akbar Kemayoran. Dari situ karena situasi sekarang pindah lagi ke pasar Serdang Kemayoran, deket jembatan dempet Serdang," ungkapnya.

Kali ini di tempat baru ia berjualan ditemani sang istri, Vina, tidak lagi berpanas-panasan di terik yang menyengat dan debu jalanan yang berterbangan di lokasi lama.

Pindah area berjualan bukannya tambah sepi, justru malah sebaliknya. Omzet dagangan cepi makin meroket. Pembelinya bukan lagi pengendara motor namun sudah melebar ke kalangan luas. Ada ibu rumah tangga, pedagang pasar hingga anak sekolah.

Tidak tanggung-tanggung. Pembelian masker motor yang dijualnya melonjak hingga 400 persen dibandingkan kondisi sebelum virus corona menyebar. Bahkan ia mengaku dagangannya kerap hampir kehabisan stok.

"Untuk masker naiknya drastis banget mas. Dari awal corona merebak sampai sekarang, tingkat penjualan dan permintaan naik 400 persen. Pembelinya beragam. Yang naik motor juga banyak. Kadang-kadang orang belinya tidak satu masker doang, malah ada yang sampai 3 atau 4 sekaligus," ungkap Cepi.

Masker yang Cepi jual ada beberapa model dan bahan. Harga eceran tergantung bahan dan mengikuti kondisi harga jual dari pemasoknya. Untuk jenis kain ada yang dibanderol Rp 5000, Rp 8000, Rp 15.000 hingga Rp 15.000/2 pcs.

"Kita beli sendiri. Kalau harga belanja sudah pada naik, tapi untungnya tetap sama 50 persen," pungkasnya.

 

Sumber: Otosia.com