Kripto Sering Dipakai Buat Pencucian Uang, Bos Indodax: Justru Paling Gampang Dilacak

Kripto Sering Dipakai Buat Pencucian Uang, Bos Indodax: Justru Paling Gampang Dilacak

Porospro.com - CEO Indodax Oscar Darmawan mengingatkan tetap waspada terkait penyalahgunaan aset kripto untuk aktivitas ilegal.

Hal ini sejalan dengan maraknya indikasi kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) senilai Rp132 triliun yang disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

Bahkan baru-baru ini, KPK menemukan dua pejabat yang memiliki aset kripto bernilai miliaran rupiah dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

KPK masih menyelidiki apakah kepemilikan aset kripto tersebut terindikasi TPPU atau tidak.

"Pertumbuhan industri kripto di Indonesia memang sangat pesat. Ini membuka peluang baru bagi banyak pihak, mulai dari kalangan bawah hingga atas. Namun di sisi lain, kita juga harus waspada terhadap potensi penyalahgunaan aset kripto untuk aktivitas ilegal," ujar Oscar dalam keterangan tertulis, Jumat kemarin.

Menurut Oscar, penggunaan aset kripto untuk aktivitas ilegal merupakan kesalahan besar. Karena pada dasarnya, kripto merupakan aset yang paling transparan, sehingga jika digunakan untuk pencucian uang malah jadi mudah terdeteksi.

"Hal ini karena teknologi dasar dari aset kripto, yaitu blockchain, yang memiliki kemampuan untuk memverifikasi dan melacak setiap transaksi. Oleh karena itu, tindakan ilegal semacam ini dapat terungkap dengan cepat," tutur Oscar.

Jaminan transparansi dan keamanan

Lebih lanjut Oscar juga menjelaskan sifat data yang terikat dalam teknologi blockchain merupakan faktor kunci dalam menjamin transparansi dan keamanan.

"Ada banyak keunggulan yang dapat diperoleh dari teknologi blockchain, seperti tingkat keamanan yang tinggi, transparansi yang lebih besar, ketidakmampuan untuk mengubah data, dan efisiensi yang meningkat. Selain itu, teknologi ini dapat mengurangi biaya operasional dan memudahkan pelacakan pergerakan aset," jelas dia.

Oscar juga menyoroti, transparansi blockchain memungkinkan pengguna untuk memantau alur perpindahan aset kripto, meskipun data yang tersedia bersifat pseudonim.

"Walaupun identitas pemiliknya tidak tersedia secara langsung, data transaksi tetap tercatat dan dapat dilacak, bahkan setelah berpindah tangan beberapa kali," ucap Oscar.

Dengan demikian, Oscar menyimpulkan aset kripto sebenarnya tidak cocok digunakan sebagai alat untuk melakukan tindak kejahatan. Sebaliknya, justru menggunakan aset kripto dalam melakukan tindak kejahatan dapat mempermudah pelacakannya.

Hal ini karena adanya teknologi blockchain dalam aset kripto yang justru memperkuat transparansi dan akuntabilitas sehingga dapat membantu mencegah dan mengurangi kejahatan finansial.

Sumber: medcom.id

image
Redaksi

Berbagi informasi Tlp/WA 082389169933 Email: redaksiporospro@gmail.com Pengutipan Berita dan Foto harap cantumkan porospro.com sebagai sumber tanpa penyingkatan


Tulis Komentar