Perjuangan Hakim Inggris Mengenakan Hijab Pertama

Perjuangan Hakim Inggris Mengenakan Hijab Pertama

Porospro.com - Seorang wanita bernama Raffia Arshad dinobatkan sebagai hakim berhijab pertama di Inggris.

Keberhasilannya menjadi hakim berhijab pertama di Negeri Ratu Elizabeth ini membuatnya ingin memberi motivasi kepada seluruh anak muda Muslim agar berusaha untuk mencapai apa pun sesuai dengan keinginannya.

Sebagaimana diketahui, Raffia bercita-cita untuk bekerja di bidang hukum saat usianya baru menginjak 11 tahun. Awalnya ia ragu dengan cita-citanya tersebut.

Pasalnya, akan sangat sulit bagi seorang wanita dengan latar belakang etnis minoritas untuk bekerja di bidang hukum.

Hampir 30 tahun kemudian, Raffia bukan hanya seorang pengacara yang sukses. Ia juga dilantik sebagai Wakil Hakim Distrik di wilayah Midlands pekan lalu.

Keberhasilannya dalam meraih cita-cita membuat ibu tiga orang anak itu bersemangat menyuarakan keragaman dengan keras dan jelas.

“Ini pasti lebih besar dari saya, saya tahu ini bukan tentang saya. Ini penting untuk semua wanita, tidak hanya wanita Muslim, tetapi sangat penting bagi wanita Muslim. Ini sangat aneh karena ini adalah sesuatu yang telah saya upayakan selama beberapa tahun dan saya selalu membayangkan saya akan benar-benar gembira ketika mengetahuinya,” terang Raffia, melansir dari Metro, Rabu (27/5/2020).

Wanita yang kini berusia 40 tahun itu mengaku senang dan juga bahagia atas keberhasilannya dalam meraih cita-cita. Raffia sebelumnya mengaku pernah mendapatkan email dari pria dan wanita muslim yang merasa minder untuk meraih cita-cita di bidang hukum.

Bahkan mereka mengatakan tidak akan mampu menjadi seorang pengacara apalagi seorang hakim.

Meski saat ini Raffia sudah berhasul meraih cita-cita sesuai keinginannya, namun ia mengatakan masih sering mengalami diskriminasi dan prasangka buruk setiap harinya.

Ia bahkan pernah mengalami satu momen paling mendalam di kehidupan kerjanya ketika dinasehati oleh anggota keluarganya sendiri.

Raffia diperintahkan untuk tidak mengenakan hijabnya saat melakukan wawancara untuk mendapatkan beasiswa di Inns of Court School Hukum pada 2001.

Kabarnya peluang keberhasilan Raffia akan berkurang secara drastis jika ia memakai hijab tersebut. Beberapa kerabat pun telah memperingatkan hal tersebut, tapi ia tetap menolak untuk tunduk pada tekanan.

“Saya memutuskan bahwa saya akan mengenakan hijab saya karena ini sangat penting untuk menerima orang itu apa adanya. Jika saya harus menjadi orang yang berbeda untuk mengejar profesi, itu bukan sesuatu yang saya inginkan. Jadi saya tetap melakukannya dan berhasil dalam wawancara. Saya diberi beasiswa besar dan ini menjadi salah satu langkah awal dalam karier saya,” lanjutnya.

Setelah melakukan pelatihan di London, Raffia dipanggil pada 2002 dan menerima murid di Nottingham. Ia pun bergabung dengan St Mary’s Family Law Chambers pada 2004.

Selama 15 tahun terakhir Raffia telah berpraktik dalam hukum pribadi anak-anak, pernikahan paksa, mutilasi alat kelamin wanita dan setiap kasus dengan masalah hukum Islam.

Walaupun telah sukses dengan berbagai masalah yang ditanganinya, Raffia kadang-kadang masih dikira sebagai klien atau penerjemah ketika berjalan di ruang sidang.

“Baru-baru ini seorang penjaga pintu bertanya ‘Apakah Anda seorang klien?’ Tidak, bukan saya. ‘Anda harus menjadi penerjemah?’ Tidak bukan saya. ‘Apakah Anda di sini mencari pengalaman kerja?’ Tidak, saya sebenarnya pengacara,” cetus Raffia.

Raffia mengaku tidak menentang orang yang mengatakan hal tersebut, tetapi tindakan tersebut mencerminkan bahwa sebagai orang yang bekerja di pengadilan, masih ada pandangan buruk bahwa para profesional tidak terlihat seperti dirinya.

“Saya pikir salah satu hal yang menghambat wanita adalah Imposter Syndrome. Ada banyak waktu saya berada di ruang sidang dan tiba-tiba saya berpikir ‘Apakah saya cukup baik,” sambungnya.

Dengan banyaknya diskriminasi di beberapa bagian masyarakat, Raffia percaya bahwa muslim muda bisa terinspirasi untuk mengikuti impian mereka jika mereka melihat lebih banyak orang yang terlihat seperti mereka dalam setiap profesi.

“Kantor kehakiman melakukan yang terbaik untuk mempromosikan keanekaragaman dan pada saat mereka menunjuk saya, mereka tidak tahu saya akan menjadi hakim yang mengenakan hijab pertama. Saya telah ditunjuk berdasarkan prestasi, bukan karena saya mengenakan hijab,” tuntasnya.

Sumber: okezone.com

image
Redaksi

Berbagi informasi Tlp/WA 082389169933 Email: [email protected] Pengutipan Berita dan Foto harap cantumkan porospro.com sebagai sumber tanpa penyingkatan


Tulis Komentar