Dinas Kesehatan Paparkan Hasil Analisis Data Stunting di Kabuputen Indragiri Hilir

Dinas Kesehatan Paparkan Hasil Analisis Data Stunting di Kabuputen Indragiri Hilir

Porospro.com, - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru Nampak setelah bayi berusia 2 (dua) tahun. 26/08/24

Balita yang stunting di masa yang akan dating akan mengalami kesulitan dalam mecapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal sehingga dapat mempengaruhi sumber daya manusia di masa depan. Dengan demikian periode 1000 hari pertama kehidupan seharusnya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir Rahmi Indrasuri, SKM, M.KL menjelaskan mengenai data stunting Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, menunjukkan adanya Penurunan prevalensi Stunting di Inhil, bahkan di tingkat Nasional penurunannya hanya 0,1%, di Provinsi Riau 3,4%, dan di Inhil pada tahun 2021 (SGGI) 28,4% terjadi kenaikan sebesar 0,1% pada tahun 2022 yaitu 28,5% dan di tahun 2023 telah terjadi penurunan sebanyak 9,7% yaitu 18,8%. Sehingga wakil presiden selaku ketua Tim TPPS Tingkat Nasional membuat kebijakan untuk melaksanakan kegiatan intervensi serentak.

"Kegiatan Intervensi Pencegahan Stunting juga harus berkoordinasi dengan melibatkan semua Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, sampai Kelurahan/Desa untuk mencegah lahirnya anak Stunting baru melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi dan intervensi bagi seluruh ibu hamil, balita dan calon pengantin secara berkelanjutan yang dilaksanakan pada bulan Juni 2024 Kemarin," jelasnya.

Selain itu, puskesmas dan posyandu memiliki peran penting dalam ILP yang komprehensif dan terpadu, melalui berbagai layanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan variatif sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat serta dapat mendeteksi dini permasalahan gizi, memberikan edukasi pencegahan Stunting kepada seluruh sasaran dan melakukan intervensi segera bagi sasaran yang memiliki masalah gizi serta meningkatkan kunjungan cakupan sasaran ke Posyandu.

Dalam kegiatan Intervensi Serentak ini Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir melibatkan Lintas Sektor terkait, TP- PKK, Kader Posyandu, Tim Pendamping Keluarga (TPK), TPPS Kabupaten, Kecamatan dan TPPS Kelurahan/Desa dalam mengkoordinasikan Percepatan Penurunan Stunting, capaian Indikator Intervensi Spesifik yang meliputi:

Jumlah ibu hamil KEK yang menerima tambahan asupan gizi, Numerator/capaiannya ialah 178 dengan cakupan (90%). 2. Jumlah ibu hamil yang mengonsumsi 90 Tablet Tambah Darah (TTD) selama kehamilan, Numerator/capaiannya ialah 1578 dengan cakupan (68%). 3. Jumlah remaja putri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), Numerator/capaiannya ialah 7444 dengan cakupan (31%). 4. Jumlah Baduta 0-6 yang mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, Numerator/capaiannya ialah 258 dengan cakupan (37%). 5. Jumlah baduta usia 6 - 23 bulan yang mendapatkan MP-ASI, Numerator/capaiannya ialah 2838 dengan cakupan (77%). 6. Jumlah Gizi buruk pada bayi 0- 59 bulan yang mendapat tata laksana Numerator/capaiannya ialah 16 dengan cakupan (100%). 7. Jumlah Balita usia 0-59 bulan yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya Numerator/capaiannya ialah 37957 dengan cakupan (97%). 8. Jumlah anak usia 6-59 bulan gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi Numerator/capaiannya ialah 439 dengan cakupan (78%). 9. Jumlah balita yang mendapat Imunisasi dasar lengkap Numerator/capaiannya ialah 2140 dengan cakupan (19%).

image
Redaksi

Berbagi informasi Tlp/WA 082389169933 Email: redaksiporospro@gmail.com Pengutipan Berita dan Foto harap cantumkan porospro.com sebagai sumber tanpa penyingkatan


Tulis Komentar