Perempuan dan Kesetaraan, Seminar KOPRI IAITF Dumai Bahas Peran Teknologi dalam Pemberdayaan

Perempuan dan Kesetaraan, Seminar KOPRI IAITF Dumai Bahas Peran Teknologi dalam Pemberdayaan

Porospro.com - Pengurus Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI PMII) Institut Agama Islam Taffaqquh Fiddin Kota Dumai (IAITF) sukses menyelenggarakan seminar dan dialog dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD), (13/3).

Acara ini mengusung tema "Digital and Embrace Equality: Rangkul Kesetaraan, Inovasi, dan Teknologi untuk Kesetaraan Gender", yang menggandeng Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) serta perwakilan SMA se-Kota Dumai.

Ketua KOPRI PMII IAITF Dumai, Amanda Safriani, menegaskan bahwa seminar ini bukan sekadar perayaan, tetapi momentum untuk mengingat perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan. 

“Hari perempuan bukan hanya sekadar seremonial belaka. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk merefleksikan perjuangan panjang perempuan dalam mendapatkan hak-hak yang setara di berbagai bidang,” ujarnya.

Amanda menambahkan bahwa perempuan saat ini memiliki lebih banyak peluang dibanding masa lalu, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. 

“Kini perempuan bisa mengenyam pendidikan tinggi, berkarier, dan memilih jalan hidupnya sendiri. Tapi, kita masih melihat ketidaksetaraan dalam upah kerja serta maraknya kekerasan domestik yang lebih sering dialami perempuan,” tambahnya.

Selain membahas kesetaraan gender, seminar ini juga menyoroti peran teknologi dalam memberdayakan perempuan. Dengan adanya akses digital, perempuan kini memiliki lebih banyak kesempatan untuk berkarier, belajar, dan memperjuangkan hak-haknya. 

“Teknologi harus dimanfaatkan untuk membangun kesetaraan, bukan malah memperlebar kesenjangan,” tambah Amanda.

Kepala Dinas PPPA Kota Dumai, Maini Asna, yang turut hadir dalam acara ini, menyoroti perubahan besar dalam peran perempuan di masyarakat. 

“Dahulu, perempuan hanya memiliki peran terbatas, sebatas pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak. Mereka tidak memiliki kebebasan untuk berpartisipasi dalam aspek sosial dan politik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Maini menekankan bahwa perjuangan para aktivis feminis telah membuka jalan bagi perempuan untuk menentukan peran mereka sendiri. 

“Kini, perempuan memiliki kesempatan yang lebih luas dalam berbagai bidang. Tetapi kita tetap harus terus berjuang agar tidak ada lagi diskriminasi atau batasan bagi perempuan,” jelasnya.

Ketua Cabang PMII Kota Dumai, Aprianto, juga memberikan pandangannya dalam seminar tersebut. Ia menegaskan bahwa PMII bukan hanya organisasi yang berfokus pada ilmu keislaman, tetapi juga berperan dalam isu sosial, politik, dan budaya. 

“PMII bukan organisasi yang kaku. Kami siap menjawab tantangan zaman, terutama dalam memberantas serta mencegah kekerasan seksual,” katanya.

Aprianto menambahkan bahwa seminar ini adalah bagian dari langkah nyata PMII dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. 

“Banyak kasus kekerasan yang sudah tidak bisa ditoleransi oleh akal sehat. Lewat seminar ini, kami ingin mengedukasi masyarakat agar semakin sadar dan peduli terhadap isu ini,” tuturnya.

Pada akhir sesi, Aprianto mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini, termasuk civitas akademik IAITF Dumai. 

“Kami sangat berterima kasih kepada IAITF Dumai yang telah memberikan fasilitas dan dukungan penuh bagi kami untuk menyelenggarakan acara ini. Ini membuktikan bahwa pendidikan dan kesetaraan gender bisa berjalan beriringan,” ujarnya.

Dengan adanya seminar ini, KOPRI PMII IAITF Dumai berharap semakin banyak perempuan yang berani memperjuangkan haknya dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

image
Redaksi

Berbagi informasi Tlp/WA 082389169933 Email: redaksiporospro@gmail.com Pengutipan Berita dan Foto harap cantumkan porospro.com sebagai sumber tanpa penyingkatan


Tulis Komentar