Festival Midsommar di Dunia Nyata Tak Seseram Seperti di Film

Festival Midsommar di Dunia Nyata Tak Seseram Seperti di Film

Porospro.com - ingat film Midsommar garapan Ari Aster yang tayang 2019 lalu? Film bergenre folk horror itu sempat menyedot perhatian publik karena alur ceritanya yang tak biasa dan seram.

Nah tapi tahukah traveler, festival Midsommar yang ada di dalam film tersebut sebenarnya terinspirasi dari festival di dunia nyata, lho. Festival Midsommar ini nyatanya berasal dari Swedia dan selalu dirayakan setiap tahunnya sampai saat ini.


Dikutip dari Matador Network, Midsommar atau Midsummer dirayakan di belahan bumi utara setiap musim panas, tepatnya di akhir Juni yang durasi penyinaran mataharinya paling lama sepanjang tahun. Di Swedia sendiri, Midsommar ini diartikan sebagai matahari yang tidak pernah atau hanya nyaris terbenam pada perayaan.

Mirip seperti di film, festival Midsommar dirayakan besar-besaran, lengkap dengan mahkota bunga, tarian maypole, udara yang segar, dan jamuan lainnya. Saking meriahnya festival ini, beberapa orang sampai mengajukan petisi untuk menjadikan Midsommar sebagai hari nasional yang jatuh setiap 6 Juni.

Namun sebenarnya selain Swedia, ada juga lho masyarakat negara lain yang merayakan festival serupa. Sebut saja Finlandia dengan perayaan Juhannus-nya. Lalu di Norwegia ada festival Sankthansaften sementara di Denmark disebut Sankt Hans Aften.


Di luar kawasan Nordik, negara lain di Eropa seperti Portugal dan Hungaria juga merayakannya. Bahkan di Brasil dan Kanada, masyarakat merayakannya sebagai Hari Santo Johannes. Di Latvia, peringatan ini disebut Ligo atau Jani yang menjadi perayaan terbesar setiap tahun.

Sejarah

Sejarah Midsommar sudah dimulai sejak masa agraria atau abad ke-6 yang dilakukan untuk menyambut musim panas dan mendorong kesuburan. Festival ini dirayakan masyarakat di pusat Swedia yang diadakan semalam suntuk karena matahari bersinar dalam jangka waktu lama.

Menurut kepercayaan Pagan, keajaiban akan datang berlimpah antara siang dan malam dimana dunia kita dan dunia roh, yang baik dan jahat, posisinya sangat tipis

Perayaan Midsommar terus berkembang setiap tahunnya. Pada abad ke-16, maypole diperkenalkan. Tiang tinggi ini dihiasi dedaunan dan bunga yang juga digunakan untuk menghiasi rumah. Zaman dulu juga ada pria hijau yang mengenakan kostum dari tumbuhan pakis dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Namun saat Kekristenan masuk ke Eropa pada akhir abad pertengahan, budaya Pagan tergeser dengan budaya baru sehingga Midsommar pun disesuaikan. Midsommar tak lagi dirayakan secara spiritual melainkan hanya sebagai perayaan musim panas biasa.

Perbandingan Midsommar dalam Film dengan Kenyataannya

Mirip seperti di filmnya, saat Midsommar, orang-orang menari mengelilingi maypole sambil menyanyikan lagu folk. Bedanya, kostum di film merupakan kostum tradisional dengan dominasi warna putih sementara aslinya, orang berpakaian biasa dengan mengenakan mahkota bunga di kepalanya.


Lalu ada juga bagian yang setengah benar di film. Midsommar memang identik dengan cinta dan kesuburan. Perempuan biasanya akan memetik bunga lalu menaruhnya di bawah bantal dan memakan bubur asin sehingga mereka dapat bertemu suaminya dalam mimpi. Hal ini berbeda dengan versi film yang mengandung khayalan fiksi.

Dan pastinya, Midsommar di dunia nyata tidak terkait dengan ritual persembahan atau pembunuhan manusia. Itu hanya terjadi di film, sesuai genre yang diangkat Aster.

Tahun ini, perayaan Midsommar tidak dapat diikuti orang-orang secara langsung guna menghindari penyebaran COVID-19. Perayaan ini disiarkan melalui live streaming di Facebook Visit Sweden pada 19 Juni 2020.

 

Sumber: detik.com

image
Redaksi

Berbagi informasi Tlp/WA 082389169933 Email: [email protected] Pengutipan Berita dan Foto harap cantumkan porospro.com sebagai sumber tanpa penyingkatan


Tulis Komentar