Kisah Kakak Selamatkan Adik dari Terkaman Buaya

Porospro.com - Seorang nelayan Kupang, Hendrikus Duka Mete (31) nyaris tewas dimangsa buaya saat menangkap ikan dengan cara menyelam.

Korban yang saat ini sedang dirawat intensif di RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang karena mengalami luka parah itu berhasil diselamatkan nelayan lainnya Titus Tunu Deta (33) yang adalah saudara kandungnya.

"Saya sempat tarik adik saya itu dan akhirnya bisa terlepas dari gigitan buaya," kata Titus Tunu Deta.

Dia mengisahkan, kejadian itu terjadi di saat keduanya melakukan penangkapan ikan dengan cara menyelam pada Kamis (22/10/2020) malam. Penyelaman dilakulan di seputaran perairan tempat pendaratan ikan (TPI) Oeba, Kota Kupang. Semua peralatan dibawa, antara lain senter selam serta panah ikan. Penyelaman dilakukan bersamaan.

"Kebetulan saya berada di depan korban saat menyelam," kata Titus.

Beberapa saat menyelam, Titus mengaku kembali naik ke permukaan air laut untuk menghirup udara. Saat di permukaan, tak tampak adiknya Hendrikus. Yang tampak kata dia hanya senter dan anak panah terapung.

"Waktu saya naik untuk ambil napas, saya tak lihat adik saya yang saya lihat hanya senter dan panah ikan," katanya.

Titus mengaku panik lalu berteriak memanggil-manggil adiknya. Karena tak ada jawaban, Titus lalu menyelam ke dasar laut.

"Saat menyelam itulah saya melihat adik saya sedang berusaha melepaskan diri dari gigitan buaya," kisahnya.

Titus lalu berusaha mendekat dan berupaya menyelamatkan adiknya dengan menarik sekuat tenaga. "Upaya itu lalu berhasil, meskipun beberapa bagian tubuh sudah digigit buaya," katanya.

Setelah berhasil menyelamatlan adiknya dari mangsa buaya, Titus lalu membawa adiknya ke pantai. "Saya lalu meminta warga di sekitar lokasi untuk membantu mengevakuasi adik ke rumah sakit," katanya.

Korban mengalami luka parah pada bagian kepala, luka robek pada lengan kiri juga pada dada kanan. Saat ini warga Jalan Sumba Tuak Sabu, Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang ini sedang dalam penanganan tim medis RSU Prof Dr WZ Johannes Kupang.

Sumber: okezone.com